Advertisement
Suplemen Kalsium, Menyehatkan atau Justru Membahayakan?

Advertisement
Harianjogja.com, TORONTO-Kalsium dipercaya bermanfaat menguatkan tulang dan mencegah osteoporosis. Dalam makanan harian, kalsium bisa ditemukan dalam ikan, biji-bijian, brokoli dan kale.
Kandungan kalsium juga ditambahkan pada minuman berbasis kedelai. Kalsium dicampur dengan beragam vitamin kemudian ditambahkan pada jus jeruk kemasan, sereal sarapan dan cemilan penambah energi.
Biasanya kita menganggap semakin banyak suplemen kalsium yang kita konsumsi, seperti sesering yang diminta dokter, makan akan semakin baik.
Tapi tunggu dulu. Keamanan suplemen kalsium menjadi pembahasan yang terus memanas dalam 10 tahun terakhir di kalangan peneliti. Mereka juga mengajukan bukti para pasien yang terkena efek samping karena terlalu banyak mengonsumsi kalsium.
Pasien itu di antaranya terkena batu ginjal atau penyakit kardiovaskular.
Dokter Mark Bolland, Associate Professor Fakultas Kedokteran Universitas Auckland, seperti dilansir The Globe and Mail, Senin (9/4/2018), adalah ahli yang kali pertama memperingatkan tentang bahaya suplemen kalsium.
Dalam Laporan BMJ 2010 dia menghubungkan asupan berlebih kalsium yang meningkatkan risiko serangan jantung.
Sejumlah riset juga mengonfirmasi temuannya itu. Sayangnya, temuan lain bertolak belakang. Misalnya ulasan dalam Annals of Internal Medicine yang dirilis pada 2016 memperlihatkan tidak adanya peningkatan risiko kardiovaskular.
Bolland menyebut laporan itu menggunakan ukuran yang berbeda dan tidak memasukkan semua data dalam penelitiannya. Ia menuding, laporan itu ada kaitannya erat dengan kalangan industri, akademisi dan orang-orang yang berkepentingan dengan suplemen kalsium.
Dokter Erin Michos, ahli kardiologi di Rumah Sakit John Hopkins, Amerika Serikat, menyetujuinya. Ia dan beberapa temannya memindai pembuluh darah jantung dari 5.448 orang dewasa dari berbagai latar belakang untuk memastikan tak ada kalsium di dalamnya.
Hasil penelitian ini dipublikasi pada Journal of the American Heart Association pada 2016. Dalam 10 tahun setelahnya, sebanyak 22% orang-orang yang mengonsumsi suplemen kalsium ditemukan pengapuran pada arteri mereka. Sisanya yang tidak mengonsumsi suplemen kalsium, tak ada pengapuran dalam arteri mereka.
"Kami tidak menelitinya pada makanan berkalsium berbasis susu," ujarnya seraya menambahkan suplemen kalsium adalah industri yang bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Newswire
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri PU Targetkan 66 Sekolah Rakyat Dapat Diresmikan Prabowo Juli 2025
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Frekuensi Perjalanan Kereta Api Lebih Padat pada Libur Waisak, KAI Daop 6 Jogja Himbau Masyarakat Berhati-hati
- Warga Tangkap Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Anak di Semin Gunungkidul
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
Advertisement