Advertisement
Dokter Ungkap Kesalahan Sering Dilakukan Orang Indonesia dalam Menyikat Gigi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh orang Indonesia masih ditemukan ketika menyikat gigi.
Demikian uangkap Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB-PDGI) Usman Sumantri dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Advertisement
"Menyikat giginya masih asal, kalau di dalam panduannya kan menyikat gigi itu ada beberapa cara," katanya.
Usman menyatakan kesalahan yang paling sering dilakukan adalah menyikat gigi secara asal dengan gerakan yang tidak teratur. Hal tersebut berpengaruh pada kebersihan gigi karena kemungkinan masih adanya debris atau sisa makanan di permukaan atau celah-celah gusi.
Kondisi ini dapat diperkuat dengan adanya data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kementerian Kesehatan di tahun 2018 yang menyatakan bahwa sekitar 94,7 persen orang Indonesia sudah menyikat gigi setiap hari.
Namun, hanya 2,8 persen yang sudah menyikat gigi dengan cara yang benar.
Menurut dia, cara menyikat gigi yang benar salah satunya dapat dilakukan melalui cara menyikat gigi mulai dari sisi kiri langsung ke bagian depan bawah, dilanjutkan ke arah kanan bawah lalu memutar ke dalam sampai kembali ke gigi bagian atas.
BACA JUGA: Asma pada Anak Berbahaya, Kenali Tandanya
Diharapkan pasta gigi yang digunakan pun mengandung fluoride yang dapat memperkuat permukaan gigi dan mencegah adanya gigi berlubang (karies).
"Saya lihat pasta gigi di Indonesia yang tersebar itu sudah mengandung fluoride. Bagus itu bukan dari sisi pasta mana yang anda pilih, tapi bagaimana anda menyikatnya," ucap Usman.
Kesalahan berikutnya yang ditemukan Usman di lapangan yakni kebiasaan memakai satu sikat gigi secara bersama-sama.
Ia menekankan kebiasaan tersebut sudah ada sejak dulu dan perlu diubah karena dapat menjadi sumber penularan penyakit seperti hepatitis yang ditularkan melalui air liur.
"Namanya sudah virus gampang sekali, belum penyakit-penyakit virus yang lain," kata dia.
Usman menyampaikan menjaga kesehatan gigi harus dilakukan sejak dini. Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat pun, ia menilai seharusnya dokter gigi dapat bekerja sama dengan bidan dan perawat untuk memantau tumbuh kembang bayi sejak awal kelahiran.
"Setelah dia tumbuh gigi 6 bulanan 7 bulan itu apa yang harus dilakukan untuk mencegah gigi berlubang, termasuk juga agar giginya bagus tumbuhnya. Itu kan perlu kerja sama, sekarang itu dokter giginya terlalu mandiri, kerjanya masing-masing padahal di situ ada ilmu yang saling membutuhkan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Anggota DPR RI Asal Papua Desak Pemerintah Tertibkan Tambang di Raja Ampat: Kalau Ada Suap, Bawa ke Jalur Hukum
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif DAMRI di Jogja ke Bandara YIA, Purworejo dan Kebumen, Cek di Sini
- Jadwal Kereta Bandara Jogja Hari Ini, Minggu 8 Juni 2025, Jangan Salah Pilih
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 8 Juni 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
- Prakiraan Cuaca di Jogja BMKG Hari Ini, Minggu 8 Juni 2025, Sebagian Wilayah DIY Hujan Ringan
- Jalur, Rute dan Tarif Bus Trans Jogja
Advertisement
Advertisement