Karbohidrat pada Makanan di Program Makan Bergizi Disarankan Tidak Harus Nasi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Guru besar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Rini Sekartini menyarankan sumber karbohidrat dalam menu Program Makan Bergizi Gratis untuk siswa sekolah tidak harus selalu nasi.
"Bisa diganti, boleh roti, boleh mie, boleh kentang, ubi," kata Rini di sela acara Media Scientific Workshop Seanuts II bersama Frisian Flag di Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Advertisement
Rini mengatakan, makanan dengan kandungan karbohidrat setara nasi bisa menjadi pilihan dalam menyediakan sarapan atau makan siang gratis untuk siswa sekolah dalam Program Makan Bergizi Gratis yang akan dilaksanakan oleh pemerintah.
Takaran dan porsi sumber karbohidrat dalam menu makan siswa sekolah, menurut dia, dapat disesuaikan dengan rata-rata berat badan serta kebutuhan kalori harian anak.
Ia memberikan gambaran, kalau anak membutuhkan sekitar 1.500 kalori dalam sehari maka makanannya dalam sekali makan semestinya mengandung kurang lebih 400 kalori dari sumber karbohidrat dan protein serta tambahan kalori dari kudapan.
BACA JUGA: Ini Daftar Kebiasaan Buruk yang Bikin Masa Tua Gampang Sakit
Profesor Rini mengingatkan bahwa sebaiknya tidak ada dua jenis sumber karbohidrat dalam satu porsi makanan.
"Jadi cukup satu. Kalau protein boleh lebih dari satu sumber, misalnya telur dan ayam itu boleh," katanya.
Kalau ada penambahan sumber karbohidrat berupa ubi atau kentang dalam sajian makanan, ia melanjutkan, maka sebaiknya ditakar jumlahnya dan dihitung sebagai pengganti sebagian nasi.
"Jumlahnya harus ditimbang, biasanya makan berapa sendok nasi itu berapa gram, berapa kalori," katanya.
Dia mengemukakan bahwa mengganti nasi dengan sumber karbohidrat yang lain bisa melatih anak untuk mengenali dan merasakan beragam makanan.
Selain merancang pilihan dan takaran sumber karbohidrat, dalam menyiapkan menu makanan anak penyediaan sumber protein juga perlu diperhatikan.
Menurut Rini, anak usia dua tahun sampai remaja perlu mengonsumsi susu setidaknya 500 cc sehari.
Dia juga menyampaikan pentingnya memperhatikan pemenuhan kebutuhan gizi anak dalam penyediaan makanan guna menghindari masalah seperti obesitas, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan gangguan kesehatan yang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Temukan 1,3 Ha Tanah Milik Negara Berstatus Liar, Begini Komentar Menteri Nusron
Advertisement
Minat Berwisata Milenial dan Gen Z Agak Lain, Cenderung Suka Wilayah Terpencil
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 8 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 8 November 2024: Jogja Hujan Petir
- Jadwal Terbaru SIM Keliling di Sleman Jumat 8 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Jumat 8 November 2024
- 17.687 Siswa di Kota Jogja Disasar Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah
Advertisement
Advertisement