Advertisement

Vape Lebih Berbahaya daripada Rokok Tembakau, Ini Alasannya

Mia Chitra Dinisari
Senin, 30 Juni 2025 - 15:17 WIB
Jumali
Vape Lebih Berbahaya daripada Rokok Tembakau, Ini Alasannya Rokok elektrik alias vape - Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Hasil penelitian terbaru dari University of California, menunjukkan beberapa rokok elektrik sekali pakai lebih berbahaya daripada produk tembakau tradisional.

BACA JUGA: WHO Khawatir Makin Banyak Remaja Pengguna Vape

Advertisement

Para peneliti menemukan perangkat tertentu mengeluarkan kadar logam beracun yang jauh lebih tinggi termasuk timbal, nikel, dan antimon daripada model rokok elektrik lama dan produk tembakau yang mudah terbakar.

Faktanya, salah satu rokok elektrik sekali pakai yang diteliti melepaskan lebih banyak timbal selama penggunaan sehari daripada hampir 20 bungkus rokok tradisional.

"Studi kami menyoroti risiko tersembunyi dari rokok elektrik sekali pakai yang baru dan populer ini dengan kadar timbal neurotoksik dan nikel serta antimon karsinogenik yang berbahaya — yang menekankan perlunya urgensi dalam penegakan hukum," kata Brett Poulin, penulis senior dan asisten profesor di Departemen Toksikologi Lingkungan UC Davis dilansir dari Indianexpress.

Dia menambahkan, risiko-risiko ini tidak hanya lebih buruk dibandingkan rokok elektronik lainnya, tetapi dalam beberapa kasus lebih buruk dibandingkan rokok tradisional.

Penulis penelitian Mark Salazar berkata, ketika kali pertama melihat konsentrasi timbal, kadarnya sangat tinggi sehingga mereka pikir alatnya rusak.

Tim menemukan logam-logam ini sudah ada dalam cairan rokok elektrik atau merembes dari komponen internal perangkat ke dalam uap yang dihirup pengguna.

Dr Shivakumar K, MD, ahli pengobatan pernapasan dan kepala konsultan pulmonologi di Rumah Sakit Kauvery, Marathahalli, Bengaluru, mengatakan, meskipun rokok tradisional telah lama dikaitkan dengan kanker, penyakit jantung, dan kondisi kronis lainnya, penelitian yang lebih baru mulai menunjukkan bahwa rokok elektrik sekali pakai dapat menimbulkan serangkaian risiko yang sama sekali berbeda.

Perangkat ini menghasilkan konsentrasi nikotin dan bahan kimia lain yang tinggi dalam bentuk aerosol, yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, peradangan sistemik, dan, dalam beberapa kasus, paparan logam beracun yang lebih besar daripada rokok konvensional.

Dia juga mengatakan, rokok elektrik sekali pakai lebih sering digunakan dan mengandung produk beraroma yang menarik bagi pengguna yang lebih muda. Akan tetapi, dampak kesehatan jangka panjangnya mungkin memang melampaui rokok dalam konteks tertentu, terutama dengan penggunaan yang berkelanjutan dan berat.

Dr Shivakumar memperingatkan, paparan logam seperti timbal, nikel, dan antimon dapat menimbulkan dampak serius, terutama bagi remaja dan dewasa muda yang tubuh dan otaknya masih berkembang.

“Paparan timbal diketahui dapat mengganggu perkembangan kognitif, menurunkan IQ, dan menyebabkan masalah perilaku. Nikel dapat menyebabkan masalah pernapasan dan dapat meningkatkan risiko kanker tertentu. Antimon dapat mengiritasi paru-paru dan kulit serta berdampak negatif pada kesehatan kardiovaskular,” katanya.

Seiring waktu, penghirupan logam-logam ini secara kronis melalui vaping dapat menyebabkan keracunan kumulatif, kerusakan organ, gangguan hormonal, dan sistem kekebalan tubuh yang tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bobby Nasution Siap Diperiksa Terkait Korupsi di Dinas PUPR Sumut, Begini Respons KPK

News
| Senin, 30 Juni 2025, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement