Advertisement

Pengalaman Desainer Pertama Kali Gunakan Wastra di JFW 2023

Sunartono
Minggu, 12 November 2023 - 08:47 WIB
Sunartono
Pengalaman Desainer Pertama Kali Gunakan Wastra di JFW 2023 Penampilan desainer di ajang JFW 2023 di JEC, Sabtu (11/11/2023) malam. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Perhelatan Jogja Fashion Week (JFW) 2023 menjadi ajang para desainer beradu inovasi dengan tetap menggunakan kain tradisional atau wastra. Beberapa perancang busana pun mengakui menjadi debut pertama menggunakan wastra di JFW 2023.

Sekadar untuk diketahui Indonesia memiliki empat wastra yang sudah mendunia yaitu kain batik, kain ikat, kain songket dan kain tenun. Salah satu perancang busana asal Jogja Sutardi dari Farah Button mengakui JFW 2023 menjadi pertama kali ia menggunakan kain tradisional. Ia memilih tenun dengan berbagai pertimbangan.

Advertisement

BACA JUGA : DLH Sleman Andalkan TPST dan TPS3R

“Pertama kali gunakan wastra, diwajibkan untuk fashion show berikutnya. Tenun atau batik, aku memilih tenun. Karena bisa untuk pemanfaatan ready to wear lebih mudah dibandingkan batik,” ucapnya kepada wartawan di sela-sela penampilan Fashion Show di JFW 2023, Sabtu (11/11/2023) malam.

Sutardi menuturkan menggunakan wastra memang tidak mudah, apalagi ia biasa memakai bahan tekstil yang lebih mudah untuk diolah menjadi pakaian kekinian ready to wear.

“Tentu ada kesulitan, karena dari bahan tekstil yang biasa kita pakai, kalau wastra itu bahan seratnya berbeda jadi untuk jahit harus hati-hati, harus ada lapisannya, itu baru pengenalan  ternyata serumit ini. Maka fesyen berbau wastra itu mahal,” ucapnya.

Ia mengangkat tema victorian dress ready to wear dengan bahan wastra dengan menampilkan sembilan karya. Menurutnya penggunaan wastra untuk victorian tergolong masih jarang. Model victorian dress yang sebenarnya dari segi penggunaan bahan sedikit bertentangan.

BACA JUGA : Ini Nilai UMK 2023 Tiap Kabupaten dan Kota di DIY

Hal ini sebagai komitmennya untuk turut serta melestarikan kain tradisional sekaligus menembus pasar internasional. Karena konsep victorian lebih banyak digemari juga di ranah internasional.

“Kami ingin turut andil melestarikan budaya Indonesia untuk go international,menggunakan kain tenun namun tidak asal memilih tenun. Kualitas wastra yang dipakai kami perhatikan dengan seksama. Memprioritaskan tenun yang halus, lembut,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hamas Terima Gencatan Senjata di Gaza, Begini Respon Kemenlu RI

News
| Selasa, 07 Mei 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement