Advertisement
Ahli Ungkap Risiko Demensia Bisa Dimulai Sejak Masa Kanak-Kanak
Ilustrasi demensia dan alzheimer. Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Para ahli mengungkap bahwa risiko demensia tidak hanya muncul pada usia lanjut, tetapi dapat mulai terbentuk sejak masa kanak-kanak, bahkan sebelum seseorang dilahirkan, melalui berbagai faktor biologis, lingkungan, dan gaya hidup.
Hal ini berdasarkan hasil studi peneliti di Swedia dan Republik Ceko pada 2023. Dikutip dari laman Science Alert, Sabtu (20/12/2025), sejumlah faktor risiko demensia dapat muncul sejak dalam kandungan, seperti berbagi rahim dengan bayi kembar, jarak kelahiran yang pendek, serta kehamilan di atas usia 35 tahun.
Advertisement
Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi kondisi awal perkembangan otak, sementara risiko lainnya berkembang seiring perjalanan hidup dari masa kanak-kanak hingga dewasa muda.
Studi lanjutan yang diterbitkan pada akhir 2024 meneliti faktor risiko demensia pada kelompok dewasa muda berusia 18–39 tahun. Tim peneliti yang dipimpin Global Brain Health Institute (GBHI) di Irlandia melibatkan ahli dari 15 negara untuk menyusun pendekatan kesehatan otak berbasis siklus hidup.
BACA JUGA
“Masa dewasa muda merupakan periode penting untuk intervensi yang dapat secara signifikan mengurangi risiko demensia di kemudian hari. Untuk memastikan hasil kesehatan otak yang lebih baik, kaum muda harus dilibatkan sebagai mitra kunci dalam upaya penelitian, pendidikan, dan pembuatan kebijakan,” kata Francesca Farina, ahli saraf di GBHI.
Dari faktor risiko demensia yang diidentifikasi, sejumlah di antaranya berkaitan langsung dengan gaya hidup, seperti konsumsi alkohol berlebihan, kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, serta isolasi sosial.
Faktor risiko lainnya bersifat lingkungan, termasuk paparan polusi, cedera otak traumatis, gangguan pendengaran atau penglihatan, serta tingkat pendidikan yang rendah. Sementara faktor kesehatan, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, kolesterol LDL tinggi, dan depresi, dapat berkembang akibat pilihan gaya hidup jangka panjang.
Sebagian besar penelitian demensia selama ini berfokus pada perubahan kognitif pada usia lanjut. Namun, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa perbedaan struktur dan fungsi otak yang berkaitan dengan demensia mungkin telah terbentuk sejak masa kanak-kanak.
Dalam studi jangka panjang, kemampuan kognitif seseorang dilacak sepanjang hidupnya. Salah satu faktor terpenting yang memengaruhi kemampuan kognitif pada usia 70 tahun adalah kemampuan kognitif saat usia 11 tahun.
“Artinya, orang dewasa yang lebih tua dengan kemampuan kognitif lebih rendah sering kali sudah memiliki kemampuan tersebut sejak masa kanak-kanak, dan perbedaan ini bukan semata-mata akibat penurunan yang lebih cepat di usia lanjut,” kata tim peneliti.
Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti menegaskan bahwa pencegahan demensia perlu dipandang sebagai upaya seumur hidup, bukan hanya intervensi pada usia lanjut.
Dalam studi 2024, sejumlah faktor risiko yang diidentifikasi bersifat preventif, seperti mengurangi konsumsi alkohol dan rokok, serta mencegah cedera otak, yang selama ini telah diketahui berdampak buruk bagi kesehatan otak.
Upaya pencegahan ini dapat dilakukan melalui kampanye kesehatan masyarakat dan pendidikan sejak usia sekolah, serta didukung kebijakan fiskal, misalnya pajak terhadap produk yang berdampak negatif bagi kesehatan otak, seperti alkohol dan rokok.
Selain itu, peneliti menilai masih diperlukan kajian lanjutan terhadap faktor risiko baru, termasuk konsumsi makanan ultra-olahan, penggunaan narkoba, paparan layar berlebihan, stres kronis, serta paparan mikroplastik.
“Mungkinkah akar penyebab demensia bermula sejak masa kanak-kanak atau bahkan saat masih dalam kandungan? Bukti yang semakin kuat menunjukkan iya, dan paparan faktor risiko pada dekade pertama kehidupan dapat membawa implikasi seumur hidup terhadap risiko demensia,” jelas tim peneliti dalam artikel di The Conversation.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ratusan Sekolah Aceh Tamiang Rusak Parah Akibat Banjir Bandang
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- BPBD Bantul Susun Rencana Kontingensi Tsunami 2026 sampai 2028
- Pemkab Gunungkidul Tuntaskan Normalisasi 2 Luweng Rawan Banjir
- Jadwal Misa Natal 2025 Gereja Ganjuran, Ada 5 Sesi Ibadah
- Investasi Gunungkidul Tembus Rp687 Miliar, Serap 15.781 Pekerja
- Libur Nataru, 69 Personel SAR Siaga di Pantai Parangtritis
Advertisement
Advertisement



