Advertisement
Begini Cara Menangani Cedera pada Bahu Menurut Dokter Jefri Sukmawan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jika Anda mengalami permasalahan di bagian bahu, bisa jadi ada cedera. Jika itu terjadi, jangan gegabah untuk menyembuhkannya. Bisa-bisa otot pada bagian bahu robek.
Perlu diketahui, cedera pada bagian bahu bisa dialami siapa saja. Baik Anda seorang atlet atau bukan, cedera bahu bisa menjadi penghalang yang kuat untuk beraktivitas.
Advertisement
Awalnya mungkin terasa ringan, lama-lama terasa nyeri saat mengangkat tangan. Dengan cepat, menjadi kondisi ini bisa membatasi kemandirian Anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
BACA JUGA: Heboh Blackmores Beracun di Australia, Ini Kata BPOM
Menurut dr. Jefri Sukmawan, Sp.OT (K), Subsp.OBS bahu adalah sendi yang paling mobile di tubuh manusia. Dengan bahu, Anda bisa meraih sesuatu, mengangkat bahkan memutar lengan ke hampir semua arah. Namun, dengan rentang gerak bahu yang luas, Anda menjadi lebih rentan terhadap stres, keausan, dan cedera.
"Oleh karenanya, memahami penyebab cedera bahu dapat membantu Anda memutuskan seberapa mendesak Anda perlu bertindak," kata Jefri dalam acara Media Tour 2025 Health Talk yang bertajuk “Advanced Treatment for Shoulder” yang diselenggarakan RS Premier Bintaro di Swiss-Belhotel Yogyakarta, Kamis (24/7/2025).
Apa penyebab masalah pada bahu? Ada banyak penyebab masalah di bahu mulai frozen shoulder di mana kondisi ini menyebabkan kapsul sendi bahu menebal dan kaku, membatasi gerakan. Penyebab lainnya, otot rotator cuff, seperti robekan atau peradangan yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti cidera akibat trauma, gerakan berulang, penuaan, dan kondisi medis tertentu.
Penyebab lainnya, shoulder impingement yang terjadi ketika tendon di dalam bahu, khususnya otot rotator cuff, mengalami iritasi dan peradangan, seringkali akibat gerakan berulang di atas kepala atau cedera. Gesekan tendon yang membengkak dengan tulang bahu (akromion) menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak, terutama saat mengangkat lengan. Dan banyak lagi penyebab masalah pada bahu lainnya semisal dislokasi dan lainnya.
"Nah, frozen shoulder adalah kondisi yang ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada sendi bahu. Kondisi ini biasanga berkembang secara bertahap yang menyebabkan hilangnya mobilitas bahu. Frozen shoulder kerap terjadi diusia 40-60 tahun dan lebih banyak dialami perempuan dibandingkan laki-laki," katanya.
Penyebab Frozen shoulder, lanjut Jefri tidak senuhnya dapat dipahami tetapi diyakini terjadi akibat dari peradangan dan penebalan kapsul sendi bahu yang merupakan jaringan ikat yang mengelilingi sendi bahu. "Gejala utamanya bisa nyeri bahu terus menerus, kekakuan hingga mengalami gerakan terbatas," katanya.
Sebagai Spesialis Ortopedi dengan subspesialisasi bahu, siku, dan kedokteran olahraga, dr. Jefri menekankan bahwa pengobatan bahu harus dimulai dari diagnosis yang tepat dan menyeluruh.
“Kami tidak langsung merekomendasikan operasi. Pemeriksaan imaging yang presisi menjadi dasar untuk memahami secara spesifik masalahnya. Banyak kasus yang dapat ditangani secara konservatif dengan fisioterapi terstruktur,” jelasnya.
Namun jika terapi non-bedah tidak membuahkan hasil maksimal, pilihan tindakan lanjut seperti artroskopi — operasi minimal invasif dengan sayatan kecil — menjadi solusi efektif dan cepat pulih.
Untuk kasus kerusakan berat, seperti sendi aus atau robek parah, prosedur arthroplasty atau penggantian sendi dapat dilakukan dengan pendekatan modern yang aman dan presisi. Setiap pasien datang, kata Jefri, dengan kondisi berbeda, sehingga ia selalu mengedepankan pendekatan individual.
"Kami rancang terapi berdasarkan kebutuhan dan target fungsional pasien. Tujuan utama bukan hanya menyembuhkan, tetapi mengembalikan kualitas hidup mereka, agar bisa kembali beraktivitas tanpa rasa sakit dan dengan fungsi gerak yang optimal,” ujar dr. Jefri.
BACA JUGA: Kemenkes Bakal Gabungkan Pelayanan Hepatitis dengan Cek Kesehatan Gratis
Ia juga menambahkan pentingnya proses rehabilitasi pasca-tindakan. Rehabilitasi yang tepat adalah separuh dari kesuksesan terapi. Karena itu, pihaknya selalu melibatkan tim fisioterapi berpengalaman untuk memastikan pemulihan pasien berjalan optimal dan terarah.
Dengan pengalaman pendidikan di Universitas Indonesia serta fellowship di Samsung Medical Center, Korea Selatan, dan National University Hospital, Singapura, dr. Jefri kini memimpin Divisi Shoulder and Elbow di Orthosports and Wellness Center RS Premier Bintaro.
Jefri telah menangani berbagai kasus dari atlet hingga pasien usia lanjut, dengan pendekatan berbasis teknologi dan empati tinggi.
RS Premier Bintaro berbeda dari penyedia layanan kesehatan pada umumnya. Tidak seperti banyak penyedia layanan kesehatan lain di industri ini, Premiere Bintaro mengutamakan perawatan pasien secara paripurna.
Didukung fasilitas modern, tim dokter spesialis berpengalaman, layanan IGD 24 jam, serta program Home Care, RS Premier Bintaro menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang mencari layanan kesehatan profesional, lengkap, dan nyaman.
Dengan filosofi pelayanan yang berfokus pada pasien, rumah sakit ini terus mengembangkan inovasi dalam pelayanan ortopedi, jantung, saraf, dan berbagai bidang spesialis lainnya, menjadikannya rumah sakit rujukan berkelas dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Terbaik dalam Tata Kelola Perusahaan, PGN Raih ASEAN Corporate Governance Conference & Awards 2025
Advertisement

Dubes RI untuk Kanada Muhsin Syihab Temui Pahlawan Budaya Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Tujuan ke Bandara YIA Kulonprogo Hari Ini Jumat 25 Juli 2025
- Simfoni Ukulele Berkebaya Ramaikan Titik Nol Jogja, Budaya Bukan Hanya Dikenang tetapi Dirayakan
- 150 Sekolah di Sleman Minta Bantuan Uji Kendaraan untuk Study Tour
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Jumat 25 Juli 2025: Hari Ini Bimbingan Lulus Ujian SIM
- DPRD DIY Dorong Industri Kulit Tembus Pasar Internasional Lewat Inovasi dan Digitalisasi
Advertisement
Advertisement