Advertisement
Agar Bisa Konsisten, Cari Olahraga Sesuai Kepribadianmu

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menyesuaikan latihan dengan tipe kepribadian bisa menjadi kunci yang membuat olahraga terasa lebih seperti hadiah, bukan sekadar tugas.
Beberapa orang mungkin kesusahan olahraga secara konsisten. Bisa jadi, hal tersebut bukan karena tidak suka olahraganya, namun mungkin jenisnya. Ada orang yang cocok bertemu dengan banyak orang di gym. Sementara yang lain lebih senang menyendiri dengan berlari di perbukitan. Maka olahraga tidak melulu tentang motivasi, namun juga keselarasan.
Advertisement
Dalam sebuah studi tahun 2025 yang diterbitkan di Frontiers in Psychology, para peneliti mengamati beberapa ciri kepribadian yang berbeda, seperti ekstrovert, introvert, dan lainnya. Mereka menemukan bahwa jenis olahraga tertentu cocok untuk kepribadian tertentu pula.
Orang-orang yang memilih aktivitas fisik yang sesuai dengan kepribadian mereka lebih menikmati latihannya serta lebih konsisten. "Dalam kondisi itu, orang yang olahraga bahkan mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang memilih latihan yang tidak sesuai dengan kepribadian mereka," tulis dalam penelitian tersebut, dikutip dari TIME Magazine, beberapa waktu lalu.
Tapi perlu kita pahami bersama, bahwa pada dasarnya, setiap jenis olahraga baik untuk tubuh kita. Olahraga merangsang pelepasan neurotransmiter peningkat suasana hati seperti dopamin, serotonin, dan endorfin, yang dapat membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Namun jika kamu dapat menemukan jenis olahraga yang benar-benar ingin Anda lakukan, manfaat psikologisnya lebih dari sekadar kimia otak.
Sebuah studi tahun 2021 menemukan bahwa motivasi intrinsik, ketika seseorang didorong oleh faktor-faktor internal seperti pertumbuhan pribadi, kemandirian, dan rasa senang, lebih erat kaitannya dengan kebiasaan olahraga yang konsisten, dibandingkan motivasi eksternal seperti penurunan berat badan atau tujuan penampilan. Dengan kata lain, ketika olahraga, seseorang memenuhi kebutuhan emosional atau psikologis inti, maka kemungkinan besar Anda akan terus melakukannya.
Penelitian menunjukkan bahwa menyesuaikan latihan dengan kepribadian seseorang juga dapat meningkatkan performa. "Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine menemukan bahwa orang yang memilih rutinitas latihan yang selaras dengan kepribadian mereka secara signifikan lebih mungkin untuk mencapai performa yang lebih baik secara keseluruhan dan mempertahankan program mereka seiring waktu," tulisnya.
Olahraga untuk Ekstrovert dan Introvert
Orang yang ekstrovert dan introvert memiliki olahraga tersendiri yang sekiranya cocok. Ekstrovert dicirikan oleh sifat supel dan mudah bergaul, sehingga mereka menyukai energi dan interaksi. Pelatih selebritas dan pelatih kebugaran, Jenna Willis, mengatakan olahraga yang cocok untuk ekstrovert yang terasa seperti tempat nongkrong yang aktif.
Ekstrovert butuh sedikit kompetisi sehat untuk mendorong diri mereka sendiri. "Saya selalu bilang latihan saya terasa seperti latihan dengan sahabat yang kebetulan membawa dumbel dan daftar putar yang solid. Energi seperti itu membuat para ekstrovert tetap aktif dan bersemangat," katanya.
Hal itu pula yang ditemukan para peneliti dalam studi terbaru, bahwa kaum ekstrovert cenderung tertarik pada olahraga HIIT, spinning, kelas boot-camp, dan olahraga tim. Kecenderungan tersebut karena format olahraganya memungkinkan mereka untuk menyerap energi dan kompetisi orang lain.
"Ini bukan hanya tentang apa yang membakar kalori paling banyak," kata Willis. "Ini tentang apa yang membuat Anda terus bersemangat. Dan sejujurnya, jika Anda tertawa terbahak-bahak saat melakukan lunge, seburuk apa pun luka bakarnya, kemungkinan besar Anda akan kembali lagi besok."
Olahraga untuk Introvert
Introvert cenderung lebih menyukai aktivitas yang menyendiri dan lingkungan yang tenang. Olahraga mereka akan berkembang pesat ketika mendapat fokus ke dalam diri mereka sendiri, tanpa merasa seperti sedang tampil untuk orang lain.
"Kuncinya adalah menemukan sesuatu yang terasa seperti 'waktu untuk diri sendiri', alih-alih waktu bersosialisasi," kata Wakil Presiden Strategi dan Wawasan di Solidcore, Amerika Serikat, Gillian Almeida. "Yoga, berenang, mendaki, atau bahkan angkat beban tradisional di mana Anda bisa memakai headphone dan bersantai, menumbuhkan fokus batin yang sempurna."
Penelitian juga menunjukkan bahwa introvert menikmati latihan yang metodis dan repetitif, saat mereka tahu persis apa yang akan terjadi selama olahraga. Jenis olahraga ini bisa berupa berlari atau berjalan di jalur yang sama atau berlatih tai chi.
Studi Frontiers in Psychology menemukan bahwa introvert lebih cenderung menikmati latihan yang lembut dan privat, seperti jalan kaki sendirian atau latihan ringan di rumah. Latihan-latihan ini menawarkan otonomi, ruang, dan ritme yang menenangkan bagi introvert, yang mendukung kesehatan fisik dan pengaturan emosi.
"Meskipun begitu, beberapa introvert mengejutkan diri mereka sendiri dengan menyukai kelas kebugaran kelompok setelah mereka menyadari bahwa itu bukan tentang menjadi pusat perhatian," kata Almeida. "Ini lebih seperti menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar sambil tetap memiliki pengalaman individual."
Latihan Terbaik untuk Orang yang Alami Kecemasan
Pemilihan olahraga yang tepat juga perlu untuk orang-orang dengan kecemasan atau kekhawatiran. Bagi mereka, lingkungan yang lebih tenang dan bertekanan rendah dapat membuat olahraga atau latihan menjadi lebih menyenangkan.
"Ini bisa berupa berolahraga sendirian di pusat kebugaran apartemen Anda, berolahraga di rumah, yoga, berenang, tenis, golf, atau aktivitas apa pun yang memberikan suasana tenang dan fokus," kata salah satu pendiri dan CEO AARMY, pusat kebugaran yang menawarkan kelas bersepeda dan bootcamp, Akin Akman.
Layaknya kaum introvert, penderita kecemasan cenderung menikmati latihan dan olahraga dengan tempo lebih lambat di tempat yang lebih kecil atau sendirian. Studi terbaru menemukan bahwa kelompok ini lebih berkembang ketika melakukan latihan privat, berintensitas rendah, dan tidak mengintimidasi. Mereka lebih cenderung memasukkan latihan ini ke dalam rutinitas mereka dibandingkan dengan kelas kebugaran kelompok berintensitas tinggi.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga apa pun dapat sangat membantu penderita kecemasan. Sebuah studi menemukan bahwa aktivitas fisik teratur membantu mengurangi kecemasan dengan menurunkan hormon stres seperti kortisol dan meningkatkan neurotransmiter yang menenangkan.
"Gerakan adalah terapi yang sangat diremehkan, terutama ketika kecemasan muncul tanpa diundang," kata Willis. "Terkadang, kita hanya perlu melewatinya."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Dubes RI untuk Kanada Muhsin Syihab Temui Pahlawan Budaya Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Kereta Bandara YIA Hari Ini Jumat 25 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Jumat 25 Juli 2025
- Puluhan Pelajar SMK Disiapkan Jadi Pengusaha Muda, Dilatih Intens Berbisnis
- Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Jumat 25 Juli 2025: Dari Stasiun Palur, Jebres, Balapan, Purwosari hingga Ceper Klaten
- Jadwal Bus DAMRI Hari Ini Jumat 25 Juli 2025: Dari Bandara YIA ke Jogja
Advertisement
Advertisement