Advertisement

Promo November

Waspada Penularan HIV Bisa Terjadi karena Kontak dengan Luka Terbuka

Newswire
Rabu, 30 Oktober 2024 - 20:17 WIB
Maya Herawati
Waspada Penularan HIV Bisa Terjadi karena Kontak dengan Luka Terbuka HIV/AIDS - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTAPenyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti luka terbuka atau darah dari penderita kepada yang merawat.

Hal ini diutarakan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana Jakarta Andhika Rachman.

Advertisement

"Pada kasus anak kecil yang merawat ibu dengan HIV, potensi risiko bisa muncul jika ada kontak langsung antara luka terbuka anak dengan darah ibunya," kata Andhika, seperti dikutip dari Antara, Rabu (30/10/2024).

Andhika mengatakan pada kasus anak yang meninggal ketika merawat ibu yang sakit HIV kemungkinan disebabkan karena adanya kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Selain darah, cairan tubuh juga bisa berupa cairan vagina, air mani dan ASI.

Penggunaan peralatan medis atau jarum yang tidak steril, atau saat menyusui, kata Andhika juga bisa memperbesar risiko tertular pada anak apabila ibu memiliki viral load atau jumlah virus HIV dalam darah yang tidak terkendali.

"Gunakan sarung tangan saat merawat luka, hindari penggunaan jarum suntik atau peralatan medis yang tidak steril, dan jangan berbagi benda tajam seperti gunting kuku atau sikat gigi," katanya.

BACA JUGA: Berikut Ini Tips Memperlambat Proses Penuaan pada Usia 40-an

Andhika mengatakan, penting juga bagi orang tua untuk mengetahui apakah anak memiliki risiko tertular HIV jika ibu memang diketahui positif HIV.

Idealnya, bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif harus menjalani skrining dalam 48 jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan pemeriksaan pada usia 1 sampai 2 bulan dan 4 sampai 6 bulan untuk memastikan apakah bayi tertular atau tidak.

"Pemeriksaan PCR-DNA pada bayi baru lahir bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya HIV," katanya.

Anak yang terinfeksi HIV juga biasanya menunjukkan gejala berupa pertumbuhan yang terhambat, berat badan yang sulit naik, sering mengalami diare kronis, batuk berulang, infeksi oportunistik seperti pneumonia, atau adanya pembesaran kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh.

Andhika juga menjelaskan tanda-tanda lainnya bisa berupa infeksi kulit yang berulang atau infeksi jamur pada mulut yang sulit sembuh.

Maka itu penting bagi orang tua atau pengasuh untuk memperhatikan tanda-tanda pada anak dan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Penularan HIV tidak terjadi melalui sentuhan, pelukan, penggunaan peralatan makan bersama, atau tinggal serumah dengan penderita HIV.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengingatkan penularan HIV tidak terjadi melalui sentuhan, pelukan, penggunaan peralatan makan bersama, atau tinggal serumah dengan penderita HIV.

Adanya edukasi lebih lanjut juga penting untuk mengurangi stigma dan memastikan setiap orang tahu bahwa HIV tidak menular melalui interaksi sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Salju Pertama di Gurun Al-Jawf Arab Saudi

News
| Senin, 11 November 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Minat Berwisata Milenial dan Gen Z Agak Lain, Cenderung Suka Wilayah Terpencil

Wisata
| Senin, 04 November 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement