Advertisement

Generasi Milenial di Korea Selatan Pelihara Batu untuk Menemani Saat Kesepian

Lajeng Padmaratri
Senin, 13 Mei 2024 - 13:27 WIB
Lajeng Padmaratri
Generasi Milenial di Korea Selatan Pelihara Batu untuk Menemani Saat Kesepian Bukan hewan, warga di Korea Selatan justru menemukan kenyamanan dan kedamaian setelah merawat batu selayaknya peliharaan. - SCMP

Advertisement

Harianjogja.com, SEOUL—Bukan hewan, warga di Korea Selatan justru menemukan kenyamanan dan kedamaian setelah merawat batu selayaknya peliharaan.

Separuh penduduk negara ini hidup sendirian dan memiliki jam kerja terpanjang di dunia, sehingga terdapat pencarian terus-menerus untuk menemukan cara baru untuk bersantai. 

Advertisement

Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Senin (13/5/2024), tren itu mulai menjamur di kalangan orang dewasa-muda di Korea Selatan. Mereka menyimpan batu yang diberi nama, diajak bicara, bahkan diberi pakaian serta aksesoris seolah-olah batu tersebut adalah makhluk hidup. Beberapa pemilik bahkan meletakkannya di tempat tidur.

Dalam video TikTok yang viral, terlihat seekor batu peliharaan dibungkus dengan handuk, diberi alas bedak yang lembut, ditempelkan alis, serta diberi mata dan bibir yang besar.

Salah satu pemilik batu bernama Lee, seorang peneliti farmasi berusia 30 tahun. Ia mengidentifikasi batu peliharaannya sebagai perempuan dan memberinya selimut musim dingin dari handuk bekas.

BACA JUGA: Seperti Merangkai Puzzle, Bocah Ini Habiskan 3 Minggu Satukan Uang Kertas 10.000 Yen yang Hancur

Kepada Wall Street Journal, Lee mengungkapkan bahwa ia biasanya mengeluhkan tentang betapa melelahkannya hari yang ia alami di tempat kerja kepada batu peliharaannya.

“Ada rasa tenang [setelah berbicara dengan batu], apalagi mengetahui bahwa batuan alam ini telah mengalami banyak pelapukan seiring berjalannya waktu hingga mencapai kondisi saat ini,” kata Koo, pemilik batu lainnya. Ia seorang pekerja kantoran di Seoul berusia 33 tahun.

Dia menamai batunya “Bang-bang-i”, yang berarti “melompat dalam kebahagiaan”.

Bahkan, Koo memasukkannya ke dalam sakunya dan membawanya saat bepergian ke gym atau saat berjalan-jalan.

Bagi sebagian orang, aspek yang paling menarik dari mengangkat batu sebagai hewan peliharaan adalah bahwa mereka tidak menuntut.

“Saya suka memiliki batu peliharaan karena saya tidak perlu khawatir untuk memberi makan atau mengajaknya berjalan-jalan,” kata pemilik lainnya kepada The Korea Herald.

“Tren ini mengingatkan saya ketika saya masih kecil, saya memungut kerikil dari sungai. Saya menggambar wajahnya dan mendandaninya,” tulis seorang pengamat online di China daratan.

“Ini sangat lucu. Aku ingin mendapatkannya juga,” kata yang lain.

“Ini menunjukkan terlalu banyak orang yang kesepian saat ini,” komentar orang ketiga.

Memelihara batu peliharaan adalah tren terbaru dalam budaya pengumpulan batu di seluruh Asia, mengikuti popularitas Suseok Korea, Suiseki Jepang, dan Gongshi Tiongkok.

Kendati demikian, batu bukan satu-satunya benda mati yang dipelihara. Sebelumnya, beberapa anak muda Tiongkok telah memelihara biji mangga sebagai hewan peliharaan dan merawat “rambut” mereka yang sedang tumbuh.

BACA JUGA: Anak Muda di China Rawat Biji Mangga Sebagai Peliharaan, Rupanya Sedang Jadi Tren

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : SCMP

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas Dibunuh Israel

News
| Jum'at, 18 Oktober 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah

Wisata
| Rabu, 16 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement