Advertisement
Peneliti Ungkap 40% Wanita Berisiko Alami Depresi Jelang Menopause

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sebuah studi baru menemukan fakta bahwa wanita berisiko mengalami depresi sebesar 40% saat memasuki tahap perimenopause.
Melansir Medical Daily, perimenopause adalah periode sebelum seorang wanita mengalami menopause yang ditandai dengan penurunan fungsi ovarium secara bertahap. Biasanya tahap ini terjadi sekitar tiga sampai lima tahun sebelum menopause.
Advertisement
BACA JUGA: BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
Pada tahap itu, kadar estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi sehingga menyebabkan gejala menopause, termasuk perubahan suasana hati dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Menurut studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders, terdapat peningkatan risiko depresi pada wanita yang mengalami tahap perimenopause sebesar 40 persen, dibandingkan dengan tahap pramenopause (rentang waktu sejak menstruasi pertama hingga tahap perimenopause).
Temuan ini didasarkan pada meta-analisis dari tujuh penelitian yang melibatkan 9.141 wanita dari seluruh dunia yang mengevaluasi bagaimana berbagai tahapan menopause dikaitkan dengan depresi.
Seorang peneliti, Dr. Roopal Desai, menjelaskan studi tersebut menekankan pentingnya mengakui bahwa wanita dalam tahap kehidupan ini lebih rentan mengalami depresi. Penelitian itu juga menggarisbawahi perlunya untuk memberikan dukungan dan pemeriksaan bagi perempuan guna membantu mengatasi kebutuhan kesehatan mental mereka secara efektif.
“Perempuan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam hidup mereka untuk menghadapi gejala-gejala menopause yang dapat berdampak besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Temuan kami menunjukkan betapa signifikannya penderitaan kesehatan mental perempuan perimenopause selama masa ini,” kata peneliti lain, Profesor Aimee Spector.
Spector menilai diperlukan kesadaran dan dukungan yang lebih besar untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, memastikan mereka menerima bantuan dan perawatan yang tepat baik secara medis, di tempat kerja dan di rumah.
BACA JUGA: Benarkah Mandi Malam Hari dan Tidur di Lantai Memicu Paru-Paru Basah? Begini Penjelasannya
Walaupun demikian, penelitian tersebut tidak menemukan peningkatan risiko depresi secara signifikan pada tahap pascamenopause dibandingkan wanita pramenopause.
Ada keterbatasan tertentu dalam penelitian itu, yaitu kriteria dan ukuran yang digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengevaluasi tahap menopause dan depresi bervariasi sehingga menyebabkan variabilitas pada beberapa hasil. Selain itu, hanya ada penelitian terbatas yang membandingkan tahap perimenopause dan pascamenopause.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : ANTARA
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Waspada! Siklus Tropis Wutip Picu Gelombang Tinggi di Indonesia
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Hingga April 2025, BPJS Kesehatan Sudah Gelontorkan Rp1,7 Triliun Biaya Layanan JKN di DIY
- Warga Keparakan Jogja Olah Limbah Organik Jadi Sabun Ramah Lingkungan
- Puluhan Warga Bantul Antusias Ikut Transmigrasi, Hanya 10 KK yang Bisa Berangkat Tahun 2025
- Pertanian Kedelai Hanya Ada di Prambanan, Sleman Kekurangan Pasokan
- Disdukcapil Bantul Minta Warga Waspada Penipuan Aktivasi IKD
Advertisement
Advertisement