Advertisement

Promo November

Benarkah Mandi Malam Hari dan Tidur di Lantai Memicu Paru-Paru Basah? Begini Penjelasannya

Piter Abdullah Redjalam
Jum'at, 03 Mei 2024 - 23:37 WIB
Arief Junianto
Benarkah Mandi Malam Hari dan Tidur di Lantai Memicu Paru-Paru Basah? Begini Penjelasannya Pnemonia / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penyakit paru-paru basah (Pneumonia) merupakan kondisi paru-paru yang mengalami peradangan serta terisi cairan. Akibatnya, pasien kesulitan bernapas.

Kondisi ini sering dikaitkan dengan tidur di lantai dan mandi malam. Dilansir Kementerian Kesehatan, pneumonia adalah kondisi peradangan di jaringan paru-paru yang menyebabkan adanya alveolus (kantong udara) terisi oleh cairan.

Advertisement

Akibatnya, paru-paru tidak berfungsi dengan baik. Komplikasi bisa saja terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang sangat rendah sehingga berpotensi tersebarnya bakteri ke dalam aliran darah.

Banyak masyarakat yang mempercayai kondisi ini disebabkan tidur di lantai dan mandi saat malam hari. Padahal dua faktor itu bukanlah penyebab dan tidak ada kaitannya dengan pneumonia.

Pasalnya, pneumonia atau paru-paru basah disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, protozoa, dan virus.

Dilansir National Heart, Lung, and Blood Institute, secara rinci pneumonia disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:

Bakteri

Penyebab umum terjadinya pneumonia adalah bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Bakteri bernama Streptococcus adalah yang paling sering menyerang pneumonia dan mengakibatkan infeksi serius.

Bakteri penyebab pneumonia mampu berkembang dengan sendirinya pasca menderita pilek atau flu.

Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh yang lemah memudahkan bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh manusia dan menginfeksi organ dalam. Kondisi ini memberikan peluang besar terjangkit pneumonia dalam tubuh seseorang.

Penderita HIV/AIDS merupakan golongan yang rentan terpapar pneumonia karena sistem kekebalan tubuhnya tidak begitu kuat untuk menangkal virus atau bakteri.

Selain itu, ibu hamil, pasien pascaoperasi, dan kemoterapi juga berpeluang terjangkit penyakit tersebut.

Penyakit Paru-Paru

Kondisi lainnya adalah saat seseorang mempunyai penyakit paru-paru seperti bronkhitis, fibrosis kistik, asma, atau COPD merupakan masalah kesehatan yang meningkatkan risiko pneumonia.

Merokok

Merokok merusak fungsi paru-paru dan menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, sehingga perokok aktif berpeluang besar mengalami pneumonia.

Hal ini akibat dari paparan zat kimia dalam rokok yang memberikan efek buruk terhadap jaringan di paru-paru.

Bahaya ini tidak hanya mengancam diri sendiri, melainkan juga orang lain yang menjadi perokok pasif. Para perokok pasif turut memiliki risiko terinfeksi pneumonia.

Gangguan pada Otak

Mengalami cedera kepala, strok, demensia atau penyakit Parkinson dapat memengaruhi kemampuan untuk batuk dan menelan. Akibatnya, makanan atau minuman tidak masuk ke tenggorokan, melainkan kekeringkangan dan masuk ke dalam paru-paru.

Penyebab ini akan semakin terlihat ketika gejala-gejala di bawah ini telah Anda rasakan. Jika ini terjadi diusahakan untuk memeriksa kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat.

  1. Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil
  2. Baru tidak berdahak atau berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan
  3. Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek
  4. Mual, muntah, dan diare
  5. Rasa nyeri pada otot, sendi, dan mudah lelah
  6. Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement