Advertisement

Rasa Khawatir dan Merenung Termasuk Coping Mechanism, Apa Itu?

Tri Indah Lestari (ST22)
Minggu, 14 Mei 2023 - 07:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Rasa Khawatir dan Merenung Termasuk Coping Mechanism, Apa Itu? Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Melansir dari Psychology Today, baru-baru ini sebuah penelitian yang diterbitkan Journal of Anxiety Disorders tahun 2023 oleh Baik dan Newman menemukan alasan mengapa orang terjebak dalam kekhawatiran dan merenung.

Khawatir biasanya dilakukan seseorang yang memikirkan hal negatif berulang-ulang akan peristiwa masa depan dan berpotensi tidak menyenangkan.

Advertisement

Sementara, merenung ialah pikiran negatif berulang-ulang akan kesulitan pada masa kini atau lampau maupun pertentangan antara kehidupan yang diinginkan dan yang sebenarnya.

Singkatnya keduanya memiliki persamaan yakni pikiran negatif, berulang, dan tidak dapat dikendalikan. Kondisi tersebut tak jarang dapat menyebabkan seseorang sulit mengambil keputusan, gangguan tidur sehingga tubuh kelelahan, iritasi, hingga tidak merasa bahagia.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada 63 peserta dengan rata-rata usia 19 tahun dimana 37 memiliki gangguan depresi mayor (MDD) dan/atau gangguan kecemasan umum (GAD), sisanya berfungsi sebagai peserta kontrol yang sehat.

Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara Agar Penanganan Lebih Mudah, Begini Penjelasannya

Baik dan Newman menemukan dibandingkan peserta kontrol yang sehat seseorang dengan gangguan kecemasan/depresi mengalami lebih banyak kejadian negatif, mengaku kejadian ini lebih tidak menyenangkan (diduga karena kepekaan yang lebih besar), dan lebih banyak terjebak dalam kekhawatiran dan perenungan.

Berdasarkan data yang didapat studi ini kemudian menyimpulkan khawatir dan merenung termasuk salah satu cara coping mechanism (strategi yang dilakukan seseorang untuk mengatasi stres).

Misalnya dalam studi ini para peserta dengan gangguan depresi/kecemasan mengaku perasaan khawatir membantu mereka menyiapkan diri agar tidak terlalu kecewa jika sesuatu yang buruk benar-benar terjadi. Begitu pula saat merasa bahagia, mereka tidak akan berlarut-larut dengan kebahagiaan sebab bila terjadi dalam waktu yang lama di saat bersamaan justru membuat mereka merasa lebih rentan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting

News
| Kamis, 25 April 2024, 18:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement