Advertisement
Waspada! Gejala Penyakit Ginjal Kronis Sering Tidak Terasa, Tiba-Tiba Stadium 5
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Gejala penyakit ginjal kronis sering kali tidak terasa di awal dan pasien mengeluhkan sakit ginjal setelah stadium lanjut.
Karena itu, perlu deteksi dini agar penyakit ginjal bisa terdeteksi di stadium awal untuk mencegah terjadinya gangguan ginjal kronis.
Advertisement
Penyakit ginjal kronis merupakan suatu kerusakan ginjal baik struktural maupun fungsional yang terjadi sudah lebih dari 3 bulan dan berlangsung progressive atau semakin lama semakin memburuk.
Dengan obat apapun seseorang yang sudah didiagnosis sebagai penyakit ginjal kronis tetap suatu saat akan memburuk atau stadiumnya akan terus naik dari stadium 1 sampai 5. Pada stadium 5 pasien harus menjalani cuci darah atau terapi pengganti ginjal.
Baca juga: Hidangan Ramadan: Nila Bakar Saus Kurma Cocok untuk Buka Puasa
Perwakilan dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Dr. dr. Wachid Putranto, SpPD mengatakan gejala dari penyakit ginjal kronis seringkali tanpa gejala. Munculnya gejala terjadi pada stadium yang sudah lanjut biasanya sudah stadium 4 atau stadium 5.
“Ini yang menyebabkan pentingnya kita melakukan deteksi dini jangan sampai pasien sudah ada gejala baru periksa kemudian ternyata sudah stadium lanjut,” ucap dr. Wachid dikutip dari laman Kemenkes.
Deteksi dini gangguan ginjal adalah harus waspada bila air kencing berbusa, berwarna merah saat buang air kecil, atau pada pemeriksaan didapatkan adanya hipertensi.
Untuk pencegahan terutama harus menerapkan pola hidup sehat. Hal yang sangat penting adalah menghindari minum obat sembarangan seperti obat anti nyeri atau obat asam urat tanpa resep dokter.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dr. Eva Susanti, S.Kp, M.Kes mengatakan prevalensi penyakit ginjal kronis pada umur diatas 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter di tahun 2018 sebesar 3,8 per mil atau 739.2008 jiwa.
Jumlah tersebut paling tinggi terjadi pada rentang usia 65 sampai 74 tahun, kemudian diikuti usia lebih dari 75 tahun ke atas, dan usia 55 sampai 64.
Dia mengatakan pengobatan untuk penyakit tidak menular ini menyebabkan pembiayaan yang tinggi, dan untuk penyakit ginjal menghabiskan anggaran sekitar Rp1,9 triliun lebih.
Di Indonesia, provinsi yang paling tertinggi ada di Kalimantan Utara, diikuti Maluku, kemudian Sulawesi Utara. Sementara yang terendah kasus penyakit ginjal kronis ada di Sulawesi Barat, diikuti Banten, kemudian Riau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Update! Progres Pembangunan Tol Solo Jogja YIA, Ngawen-Purwomartani Tersambung Pertengahan 2025
- Diikuti Pelari dari Mancanegara, Ribuan Pelari Ikuti Event Sleman Temple Run 2024
- Cek Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Minggu 8 September 2024
- Mahasiswa UPN Veteran Jogja Hilang Sejak Juli Lalu, Terakhir Kali Terpantau di Gunungkidul
- Ratusan Orang Ikuti Event Lari Demi Bantu Penyintas Kanker
Advertisement
Advertisement