Upaya Para Orang Tua di Shanghai Carikan Pasangan untuk Anaknya Lewat Pasar Jodoh
Advertisement
Harianjogja.com, SHANGHAI—Di Asia, sudah jadi kebiasaan umum para orang tua turut serta dalam proses mencarikan pasangan bagi anak-anaknya. Ada yang dikenalkan dengan anak kawannya, dijodohkan, hingga ditawarkan dalam sebuah ‘pasar jodoh’.
Di Shanghai, China, ada sebuah pasar tiban yang diadakan setiap akhir pekan bagi para orang tua untuk mencarikan jodoh bagi anak-anaknya yang sudah dewasa. Pasar itu terletak di Taman Rakyat di Shanghai dan menjadi pasar jodoh terbesar serta paling terkenal di China.
Advertisement
BACA JUGA: Anak Muda Indonesia Makin Enggan Menikah dan Tidak Mau Punya Anak
Setiap hari Sabtu dan Minggu, para orang tua dari orang dewasa yang belum menikah akan berkumpul untuk berbagi informasi tentang anak-anaknya. Kebanyakan dari mereka yang ingin bertemu calon pasangan dengan cara ini lahir amtara tahun 1975 hingga 1990.
Di pasar ini, orang-orang tua yang peduli akan berkumpul untuk mengiklankan ‘produk’ mereka dengan cara memasang brosur berisi foto anaknya beserta kriteria kelayakan pasangan yang diinginkan. Beberapa kriteria itu berkaitan dengan usia, pendidikan, status pekerjaan, kepemilikan aset, serta tahun zodiak dan tanda astrologi.
Dilansir dari The Guardian, pasar jodoh ini sudah muncul secara organik sejak tahun 2004. Fenomena tersebut disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain ketidakseimbangan gender yang parah, kecemasan mendalam yang dirasakan orang tua, dan gelombang emansipasi perempuan dengan ideologi pernikahan yang berbeda.
BACA JUGA: Unik, Pengantin Ini Lebih Pilih Foto Pegang Bawang Merah Daripada Buket Bunga
Kebijakan satu anak yang diterapkan China sejak tahun 1979 hingga 2025 rupanya berdampak pada ketidakseimbangan gender. Biro Statistik Nasional China mendata bahwa penduduk laki-laki melebihi perempuan sebanyak lebih dari 30 juta jiwa.
Selain itu, perempuan muda di China juga semakin tidak terburu-buru untuk menikah. Mereka yang berpendidikan tinggi dan berpenghasilan tinggi di negara itu memiliki lebih banyak pilihan dibandingkan perempuan di generasi sebelumnya dan tidak takut mengutamakan karier.
Sayangnya, banyak orang tua yang ingin menikahkan anaknya terlalu mendesak sang anak. Tak jarang, saat mengiklankan anaknya di pasar jodoh, hal itu seringkali dilakukan tanpa persetujuan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : The Guardian
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
Advertisement
Advertisement