Advertisement

Promo November

7 Faktor Penyebab Orang Melakukan Bullying

Newswire
Selasa, 03 Oktober 2023 - 05:07 WIB
Ujang Hasanudin
7 Faktor Penyebab Orang Melakukan Bullying Ilustrasi - millardk12.org

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Akhir-akhir ini kasus perundungan atau bully di Indonesia semakin memuncak dan menjadi sorotan masyarakat di media sosial.

Kasus bullying di Indonesia sangat memprihatinkan dan perlu upaya yang holistik dan integratif dalam pencegahan bullying.

Advertisement

Ada sejumlah alasan mengapa seseorang mungkin diintimidasi atau dibully. Hal ini mencakup segala hal mulai dari perbedaan kepribadian hingga berada di tempat dan waktu yang salah. Terlebih lagi, siapa pun bisa menjadi sasaran penindasan atau penidas itu sendiri. 

Namun, ada beberapa karakteristik tertentu yang mungkin menjadi alasan utama seseorang menjadi pendindas.

Alasan penindasan atau bully bisa saja berasal dalam diri sendiri, sehingga susah untuk dilakukan pencegahan, tetapi setiap orang perlu memahami alasan intimidasi sehingga dapat menjaga dan mencegah masalah tersebut mulai dari diri sendiri.

BACA JUGA: PARENTING: Begini Cara Orang Tua Menolong Anak yang Mengalami Bullying

Dilansir Very Well Mind (1/10/2023) berikut 7 alasan utama orang sering melakukan bullying atau menjadi seorang penidas.

1. Mengalami Trauma Emosional 

Meskipun trauma pribadi tidak memberikan alasan kepada siapa pun untuk menyakiti orang lain, terkadang trauma dapat memberi kita wawasan tentang cara kerja orang tersebut.

Seringkali, orang yang dengan sengaja mengintimidasi orang lain merasa tersakiti karena pengalaman hidup mereka yang sulit dan mereka tidak memiliki keterampilan mengatasi rasa sakit dengan cara yang sehat sehingga mereka mengungkapkan rasa sakit hati mereka kepada orang lain.

2. Merasa Tidak Aman

Suatu lingkungan atau perkumpulan bisa saja memiliki tingkatan status sosial yang bisa mendorong orang-orang yang memiliki kecenderungan penindasan untuk mengejek orang lain demi keuntungan sosial. Mereka pada akhirnya merasa tidak aman dan menindas orang lain sebagai cara untuk menyesuaikan diri atau membuat diri mereka merasa superior.

Hal serupa juga terjadi di tempat kerja, kecemburuan dan keinginan untuk mencapai puncak dapat berujung pada meremehkan orang lain di sekitar yang dapat terjadi terutama di lingkungan kerja yang kompetitif.

3. Korban Bully 

Terkadang orang melakukan bullying karena mereka sendiri yang menjadi korban intimidasi . Di satu sisi, mereka mungkin merasa bahwa menindas orang lain dapat melindungi mereka dari pengalaman mereka sendiri yang dibully.

4. Perilaku yang Dipelajari

Intimidasi atau bully bisa saja menjadi perilaku yang dipelajari. Misalnya, jika seorang anak menyaksikan orang dewasa menindas orang lain atau menjadi sasaran penindasan dari orang tua maka mereka mungkin akan mengulangi perilaku tersebut. Di kalangan orang dewasa, penindasan dapat menjadi bagian beracun dari budaya di tempat kerja atau di komunitas sosial lainnya dan pada akhirnya diterima sebagai sebuah norma.

5. Memiliki Keterampilan Sosial yang Buruk

Seseorang yang memilih untuk melakukan intimidasi memiliki keterampilan sosial yang terbatas atau sulit bergaul dengan orang lain secara umum.

Pada dasarnya, mereka kurang memiliki keterampilan mengatasi masalah yang tepat untuk mengelola dan merespons situasi sosial yang tidak nyaman dengan cara yang sehat.

6. Merasa Anonim

Penindasan online juga telah meningkat selama bertahun-tahun karena banyak orang menghabiskan waktu di dunia digital. Dunia digital memiliki daya tarik tambahan karena terlihat lebih anonim.

Para pelaku intimidasi di dunia maya sering kali tidak terlibat dalam aktivitas dunia maya mereka, bersembunyi di balik layar dan melepaskan diri dari intimidasi yang ada di dalam diri mereka.

7. Kurang Empati

Beberapa penindas memang kurang peduli, sehingga mereka tidak kesulitan mendominasi, menyalahkan, mengintimidasi atau memanfaatkan orang lain. Dalam hal ini, mereka tidak memiliki kemampuan untuk memahami pengalaman orang lain dan memahami bagaimana perilaku buruk mereka berdampak negatif terhadap orang lain.

Mereka menargetkan orang-orang yang lebih lemah dan menolak untuk mengakui dampak dari perilaku mereka. Mereka didorong oleh hasrat akan kekuasaan dan perhatian.\

Sumber: Bisnis.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement