Advertisement

Penyebab Seseorang Menjadi People Pleaser, Percaya Diri Rendah

Bernadheta Dian Saraswati
Sabtu, 11 Februari 2023 - 04:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Penyebab Seseorang Menjadi People Pleaser, Percaya Diri Rendah Ilustrasi stres - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Psikolog UGM, Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi., Psikolog., menjelaskan people pleaser merupakan pelabelan informal bagi individu yang memiliki keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain.

"People Pleaser ini basically membantu dengan motif untuk menyenangkan orang lain meski itu merugikan dirinya sendiri. Itu perbedaanya dengan orang yang benar-benar mau membantu, bisa memetakan kapasitasnya sampai mana bisa membantu atau tidak," paparnya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Jumat (10/2/2023). 

Advertisement

Smita menyebutkan terdapat beberapa ciri yang mencerminkan people pleaser. Ciri dalam diri orang dengan people pleaser adalah memprioritaskan kepentingan maupun perasaan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Bahkan jika hal tersebut merugikan dirinya sendiri tidak menjadi persoalan bagi people pleaser.

Smita menjelaskan ada banyak penyebab atau faktor pendorong mengapa mereka menjadi people Pleaser. Salah satunya, kepercayaan diri (self esteem) yang rendah. Saat melihat orang lain lebih keren maka orang dengan kepercayaan diri rendah akan menganggap bahwa perasaan maupun pendapatnya bukanlah hal yang penting dibandingkan perasaan dan pendapat orang lain.

Baca juga: Hobi Sharing Akun Netflix? Siap-Siap Kena Biaya Tambahan

“Orang-orang dengan kepercayaan diri rendah kalau mengatakan Yes merasa jadi berguna, tetapi jika menyatakan No jadi merasa tidak berguna,” tuturnya.

Faktor lain, sikap people Pleaser ditujukan untuk menghindari konflik dengan orang lain. Untuk menghindari konflik yang dilihat sebagai perbedaan menjadikan people Pleaser berusaha menyamakan pendapatnya dengan orang lain.

Lalu, rasa cemas karena ingin bisa beradaptasi untuk bisa disukai orang lain. People pleaser memiliki kecemasan karena takut konflik dan ditolak. “Semua motifnya ya agar semua suka,”katanya.

Ia menambahkan faktor budaya juga menjadi salah satu faktor pendorong mengapa orang menjadi people pleaser. Misal suatu negara memiliki nilai-nilai untuk memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas kepentingan diri sendiri akan mempengaruhi masyarakat didalamnya untuk menurunkan nilai tersebut.

Sikap people pleaser ini apabila terus berlangsung disebutkan Smita bisa mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Tak hanya itu, people pleaser yang berlebihan dapat berakibat sulitnya mengetahui keinginan diri sendiri (lost sense of self) karena segala yang dilakukan dan dipilihnya tergantung pada orang lain. Lalu bisa menyebabkan perasaan tertekan karena tidak menjadi dirinya sendiri. Penampilan juga terabaikan karena acuh terhadap kepentingan diri sendiri.

“Sikap people pleaser juga bisa berdampak pada hubungan sosial. Saat ditempat kerja berusaha baik ke semua orang lalu sampai rumah sudah capek fisik mental kalau tidak pandai mengelola emosi akhirnya mudah marah pada anggota keluarga,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Predksi BMKG: Seluruh Wilayah Indonesia Hujan Lebat Hari Ini

News
| Sabtu, 27 April 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement