Advertisement
Dokter Ungkap Gaya Hidup yang Bisa Kurangi Risiko Kanker
Ilustrasi Sayuran - Reuters
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Rutin mengonsumsi buah segar dan sayuran adalah bagian dari gaya hidup sehat yang dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker.
"Perbaiki nutrisi dengan rutin makan buah segar dan sayur setiap hari, lima porsi sehari," kata pakar hematologi dan onkologi Prof. Noorwati Sutandyo.
Advertisement
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu menyarankan untuk mengonsumsi buah dalam bentuk buah segar, boleh dipotong-potong agar lebih mudah dimakan, ketimbang diolah menjadi jus buah. Sebab, kandungan serat dalam buah potong lebih banyak dibandingkan untuk tubuh.
Asupan buah dan sayur bisa dimasukkan ke dalam menu makanan utama atau camilan. Setiap individu bisa berkreasi sesuai selera masing-masing dalam memenuhi kebutuhan buah dan sayur setiap hari.
"Banyak orang yang bawa snack wortel rebus, buncis rebus, labu siam rebus, atau potongan apel dan semangka," katanya.
Dia juga menyarankan untuk meminimalkan konsumsi makanan berlemak yang dimasak dengan cara digoreng dan dibakar. Makanan manis dan berlemak juga tidak boleh dikonsumsi berlebihan sebab dapat membuat seseorang jadi kegemukan, meningkatkan faktor risiko terkena kanker.
Selain itu, berhenti mengonsumsi alkohol dan merokok serta menyempatkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit per hari, lima kali dalam sepekan.
"Pulang kerja atau sebelum kerja, boleh jalan kaki cepat, lari, tenis, apa saja boleh," katanya.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah menjaga keseimbangan dalam bekerja dan tidak melupakan kesehatan mental sehingga stres bisa dikurangi.
Dia menegaskan pentingnya untuk menghilangkan stres dengan cara yang disukai tiap individu, seperti berlibur ke tempat yang sejuk dan menikmati pemandangan alam demi menyegarkan pikiran.
Menjaga gaya hidup sehat berperan penting dalam mengurangi risiko terkena kanker, sebab sebagian besar faktor risiko kanker sebetulnya bisa dihindari.
"Faktor risiko yang tidak bisa dihindari yakni genetik, namun hanya berperan sekitar 5-7%,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Jogja Hari Ini, Senin 17 November 2025
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin 17 November 2025 dari St Palur
- Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari ini, Senin 17 November 2025
- Jadwal DAMRI dari Jogja, Kebumen, Purworejo Hari Ini
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Senin 17 November 2025
Advertisement
Advertisement




