Advertisement
Ponsel Murah Jadi Andalan Bekerja dan Belajar dari Rumah. Anda Setuju?
 Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020).  - ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
                Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020).  - ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
            Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Seiring dengan penjualan produk premiumnya yang menurun di masa pandemi Covid-19, vendor ponsel pintar dinilai mulai beralih menggarap produk gawai murah.
Pendiri dan pemerhati gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan menurunnya minat masyarakat untuk membeli ponsel memang terimbas oleh pandemi Covid-19, yaitu daya beli yang turut terkontraksi.
Advertisement
Tidak hanya itu, dia memprediksi pada semester I/2021 ponsel kisaran Rp1 juta akan tetap diminati masyarakat Indonesia. Bahkan, Lucky menilai persaingan akan makin sengit di pasar ponsel murah.
“Saat ini kategori bujet ponsel di negara kita berada dikisaran Rp2—3 juta ke bawah. Ini karena memang rata-rata daya beli terbesar ada di kategori ini. Apalagi di era pandemi ini, ponsel ini yang menjadi andalan untuk belajar jarak jauh dan kerja dari rumah,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (17/2/2021).
Menurutnya, ponsel budget atau low-end, yaitu ponsel yang berkisar di harga di bawah Rp2 juta ini memiliki kontribusi sebesar 50 persen dari dari total penjualan keseluruhan tipe ponsel di Indonesia.
Berdasarkan data Canalys per Februari 2021, Vivo memimpin jumlah pengapalan perangkat tertinggi di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 25 persen. Namun, pandemi menyebabkan vendor asal China tersebut tidak mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Oppo menduduki peringkat kedua dengan pangsa pasar sebesar 24 persen, di mana pada kuartal IV/2020 mereka mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -9 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.
Hal serupa juga dialami oleh Xiaomi yang mengalami kontraksi sebesar minus tujuh persen, bila dibandingkan pada periode sebelumnya. Ponsel asal China ini menduduki peringkat ketiga dengan pangsa pasar 15 persen.
Sementara itu, Realme juga mengalami kontraksi -1 persen bila dibandingkan dengan periode sebelumnya, di mana Realme turut menduduki peringkat ketiga dengan pangsa pasar 15 persen. Adapun, untuk Samsung menduduki peringkat kelima dengan pangsa pasar sebesar 14 persen dengan pertumbuhan -45 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
 
    
        Lewat Kelas Finansial, Jenius Ajak Bersiap Hadapi Dinamika Ekonomi
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Perahu Diterjang Ombak, 1 Nelayan Gunungkidul Dinyatakan Hilang
- Transformasi Wukirsari: Dari Buruh Batik ke Desa Wisata Unggul
- HAKI DIY Soroti Struktur Bangunan Laik Fungsi
- Korban Keracunan MBG di Gunungkidul Masih Ada yang Dirawat di RSUD
- Buruh di DIY Tuntut UMP Naik 50 Persen dan Hapus Sistem Kontrak
Advertisement
Advertisement





















 
            
