Advertisement
Unik, Ada Sedotan Bisa Dimakan. Gak Meleleh?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Para produsen kini berlomba-lomba berinovasi menciptakan sedotan yang tak hanya sekadar ramah lingkungan tapi bahkan bisa dimakan. Tujuannya, mengurangi pencemaran.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa sedotan plastik yang sulit terurai menjadi salah satu penyebab pencemaran yang jamak ditemui di laut, sungai, danau dan tanah. Itu sebabnya, tren sedotan ramah lingkungan mulai marak, salah satunya yang dilakukan oleh sebuah perusahaan di Malaysia, Ricestraws.
Advertisement
Direktur IT Ricestraws Anddrew Loh, 45 tahun, mengatakan sedotan ramah lingkungan yang mereka produksi terbuat dari bahan beras dan tepung tapioka. Walhasil, tak hanya mudah terurai di alam, sedotan ini bahkan dapat dimakan tapi tidak berasa.
“Bagian bawah yang direndam dalam air agak terasa kental sedangkan bagian atas akan renyah seperti keripik,” katanya seperti dikutip dari The Star Online, Sabtu (28/9/2019).
BACA JUGA
Dalam Penang International Green and Conference Exhibition (PIGCE) 2019 yang berlokasi di Gurney Paragon, Anddrew menjelaskan bahwa sedotan itu terbuat dari bahan alami dan tidak mengandung zat tambahan apapun sehingga akan terurai sepenuhnya dalam 90 hari dan juga dapat diubah menjadi pakan ternak atau pupuk.
Sedotan ini dapat bertahan selama dua hingga lima jam di air panas dan sekitar lima hingga 10 jam di air dingin. Dia menambahkan, dengan memproduksi sedotan dari bahan beras dan tapioka, pihaknya telah ikut membantu menyelesaikan masalah siklus ekosistem.
“Kami menggunakan nasi pecah yang jarang dimakan orang. Mereka biasanya digunakan untuk membuat bihun. Sedangkan ketika menggunakan sedotan dari bahan kertas, sebenarnya akan membuat lebih banyak penebangan pohon,” paparnya.
Sedotan dari bahan beras itu diproduksi dalam tiga ukuran, sebagian besar digunakan untuk para pecinta teh bubble. Tak hanya itu, perusahaannya juga membuka peluang inovasi bahan beras untuk membuat peralatan makan yang lebih bervariasi.
“Kami berencana memproduksi cangkir, mangkuk, alat pengaduk, dan alat makan yang terbuat dari beras dan tapioka juga di masa yang akan datang,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Cak Imin Jelaskan Alasan Pemerintah Gunakan APBN Bangun Al Khoziny
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- TPS3R Kota Jogja Olah 200 Ton Sampah per Hari, Depo Mulai Kosong
- Tren Penyakit Ispa di Gunungkidul Meningkat Saat Masa Pancaroba
- 194 Rekening Penerima Bansos di Bantul Diblokir karena Judi Online
- Sleman Terima 15.000 Bibit Kelapa Genjah Pandan Wangi dari Kementan
- PKL di Sekitar Jembatan Pandansimo Bakal Ditertibkan
Advertisement
Advertisement