Advertisement
Narsis adalah Kelainan Psikologis, Kenali Tandanya

Advertisement
Harianjogja.com, NEW YORK—Narsis adalah kelainan psikologis. Seseorang berperilaku dan berkepribadian narsis ketika merasa dirinya adalah segalanya, sementara orang lain hanyalah penggembira saja, kata seorang psikolog klinis.
Profesor psikologi klinis dari California State University, Los Angeles, Amerika Serikat, Dr. Ramani Durvasula menyebut ada beberapa tanda yang melekat kepada mereka yang mengidap narsis, sebagaimana dikutip dari laman BusinessInsider.com.
Advertisement
- Pengidap narsis cenderung menyalahkan orang lain atas segudang masalah yang terjadi
Durvasula mengatakan seorang yang narsis tidak pernah bersedia mengakui kesalahan diri sendiri. Mereka cenderung mencari kambing hitam atas kesalahan yang terjadi.
- Pengidap narsis kerapkali mengida krisis empati sehingga ia menutup kelemahannya itu dengan melihat ke dalam dirinya sendiri
Orang berkepribadian narsis cenderung tidak mampu menjalin dan mengungkapkan perasaannya.
- Pribadi narsis kerapkali meminta perhatian lebih ketika memberi bingkisan kepada orang lain
Ketika seseorang narsis memberi bingkisan kepada orang lain, maka ia menuntut balasan dan respons yang berlebihan. Ini kerapkali terjadi di dunia kerja.
- Pribadi narsis tidak jarang mengatakan bahwa dirinya cantik atau karismatis ketimbang orang lain:
Pribadi narsis cenderung tampil sebagai sosok yang suka menerima pujian, kata Durvasula. Mereka sulit menerima bahwa dirinya memiliki kelemahan.
- Pribadi narsis merasa bahwa dirinya benar-benar lebih kuat dan lebih mampu dibandingkan dengan orang lain
Durvasula menyebut bahwa tanda dari mereka yang berperilaku narsistis suka menyodorkan diri. Bahasa lugasnya, suka nampang.
- Pribadi narsis tidak enggan untuk berbohong bahwa dirinya lebih mampu dan lebih oke ketimbang orang lain
Durvasula mengatakan seorang yang narsistis kerapkali tidak tahu batas dan tidak peka dengan lingkungan sekelilingnya.
Sesungguhnya Krisis Percaya Diri
- Pribadi narsis sesungguhnya mengalami krisis kepercayaan diri
Seorang yang narsistis kekurangan kepercayaan diri dan mengidap gejala patologis. Ia memerlukan pengakuan diri. "Mereka sangatlah ambisius dan kompetitif. Dan banyak orang terperdaya bahwa mereka tampaknya percaya diri, kenyataannya justru sebaliknya," kata Durvasula.
- Pribadi narsis merasa dirinya lebih penting dari orang lain
Merasa dirinya superior ketimbang orang lain merupakan akar dari narsistis. "Dalam kultur kita, merasa superior terkait dengan kepercayaan diri," kata Durvasula.
- Pribadi narsis berpikir dan bersikap bahwa dunia sekelilingnya tidak mengakui dan tidak melihat bahwa dirinya begitu hebat
Tidak semua mereka yang mengidap pribadi narsistis tampil sebagai pribadi superior, karena mereka umumnya pribadi pemalu, bahkan pribadi yang terkena depresi.
- Pribadi narsis berpikir dan beranggapan bahwa dirinya berada di atas sesamanya dalam segala hal
Pribadi narsistis pada dasarnya menyentuh soal pola berpikir dan pola berperilaku. Mereka kerapkali menawar-nawarkan diri untuk memberi nasihat meski tidak diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perundungan di RS Pendidikan Capai 632 Kasus, Kekerasan Seksual Didominasi Dokter sebagai Pelaku
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Kejari Bantul Sita Rp250 Juta dalam Kasus Korupsi di SMKN 2 Sewon
- Pemkab Bantul Siapkan Bawuran Sebagai Lokasi Pengolahan Sampah Waste to Energy
- SMKN 4 Jogja Bantah Tolak Program MBG, Hanya Terkendala Pendistribusian
- Kalurahan Purwomartani Bakal Punya Gedung Serbaguna Baru Senilai Rp1,9 Miliar
- Pemkab Kulonprogo Diminta Bikin Event Car Free Night di Alun-alun Wates
Advertisement