Advertisement

Depresi Lebih Banyak Dialami Perempuan, Ini Penjelasan Kemenkes

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 21 November 2025 - 19:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Depresi Lebih Banyak Dialami Perempuan, Ini Penjelasan Kemenkes Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—  Masalah kesehatan jiwa, terutama depresi, masih lebih banyak dialami perempuan dibandingkan laki-laki.

Hal itu diungkap oleh Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, Yunita Arihandayani.

Advertisement

“Dalam satu bulan terakhir, perempuan itu 2,6 persen untuk rata-rata nasional, laki-laki 1,5 persen,” ujarnya dalam seminar daring bertema Merawat Kesehatan Mental Ibu sebagai Pilar Ketahanan Keluarga di Jakarta, Jumat (21/11/2025).

Mengacu pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Yunita menjelaskan prevalensi depresi pada perempuan berusia di atas 15 tahun mencapai 1,8 persen, sedikit lebih tinggi dibanding laki-laki 1,6 persen. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup, yakni 0,33 persen, sedangkan laki-laki 0,17 persen.

Meski begitu, perempuan tercatat lebih aktif mencari pengobatan saat mengalami gejala depresi. “Perempuan yang mencari pengobatan 12,9 persen, sementara laki-laki 12,5 persen,” katanya.

Yunita menegaskan bahwa kondisi kesehatan jiwa sangat berkaitan dengan risiko mengalami kekerasan. “Seseorang yang kondisi fisik dan sehat mentalnya kurang baik itu berisiko untuk mengalami kekerasan,” jelasnya.

Data 2019–2024 menunjukkan tren kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat. Pada 2022 tercatat 11.538 kasus, naik menjadi 11.712 kasus pada 2023, dan kembali meningkat menjadi 12.161 kasus pada 2024.

Pemerintah, lanjut Yunita, terus memperkuat upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam penanganan masalah kesehatan jiwa. Upaya promotif dilakukan untuk menjaga agar masyarakat tetap sehat secara mental, sementara upaya preventif ditempuh melalui deteksi dini untuk mencegah kelompok berisiko jatuh dalam gangguan jiwa.

“Upaya kuratif dan rehabilitatif dilakukan bagi mereka yang sudah mengalami gangguan,” imbuhnya.

Saat ini, skrining kesehatan jiwa sudah dapat dilakukan di Puskesmas. Di Jakarta, hampir seluruh Puskesmas telah menyediakan layanan psikolog klinis untuk memudahkan masyarakat mendapatkan penanganan sejak dini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Kejagung dan KPK Kompak Bantah Isu Tukar Guling Perkara

Kejagung dan KPK Kompak Bantah Isu Tukar Guling Perkara

News
| Jum'at, 21 November 2025, 17:57 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement