Advertisement
Keseringan Makan Seblak Bisa Pengaruhi Ginjal
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Rutin makan seblak atau makanan yang mengandung vetsin lainnya secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan ginjal manusia.
Hal itu disampaikan dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Hermina Bitung, Lingga Ramot Gumelar. “Bila asupan garam dan gula ini dikonsumsi secara berlebihan, tentunya akan memicu penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes,” kata Lingga dikutip dari Antara, Sabtu (8/2/2025)
Advertisement
BACA JUGA: Mengenal Food Noise dan Cara Mengatasi Agar Kita Tidak Tergoda
Menanggapi kebiasaan masyarakat usia muda yang gemar memakan seblak dan minuman manis, Lingga menyebut makanan tersebut dapat meningkatkan risiko terkena penyakit hipertensi dan diabetes, yang saat ini kasusnya terbilang semakin meningkat.
Mengutip data dari International Diabetes Federation (IDF), pada 2021 Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak yakni 19,5 juta orang. Jumlah itu diprediksi bakal meningkat jadi 28,6 juta orang pada 2045.
Sementara data Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Survei Nasional tahun 2018, prevalensi penderita hipertensi di Indonesia sudah menyentuh angka 34,1 persen.
Lingga melanjutkan kedua penyakit kronis tersebut merupakan pencetus dari terjadinya gagal ginjal. Sebab ginjal bakal bekerja lebih keras untuk mengurai segala bentuk racun atau limbah hasil dari makanan yang telah dikonsumsi sebelumnya.
BACA JUGA: Ini Manfaat Alpukat dan Ragam Olahan Makanannya
Walaupun demikian, Lingga menyebut bagian tubuh yang pertama kali terdampak dari keseringan mengonsumsi seblak dan makanan bervetsin lainnya adalah lambung yang berujung pada gangguan sistem pencernaan, misalnya seperti asam lambung yang meningkat.
“Jika kita memaksakan konsumsi makanan pedas secara berlebihan, tentunya akan menyebabkan iritasi pada lambung. Memang tidak secara langsung ke ginjal, tapi, pencernaan seperti lambung yang justru langsung terdampak,” ujar Lingga.
Dia menyarankan agar masyarakat rutin mengonsumsi air putih dan harus mulai mengurangi asupan gula, garam dan lemak secara berlebihan. Rajin beraktivitas fisik seperti berjalan kaki, lari kecil atau melakukan kardio bagi masyarakat yang berusia muda juga disarankan.
“Olahraganya tergantung kelompok usia, ya. Kalau usia 40 tahun ke atas itu harus dibatasi dan lebih ringan saja. Tapi, kalau usianya lebih muda bisa bulu tangkis, basket, sepak bola,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Penegakan Hukum Kasus Pagar Laut Harus Berlandaskan Fakta dan Bukan Asumsi Apalagi Tekanan Politik
Advertisement
Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
Advertisement
Berita Populer
- Marak Vandalisme Adili Jokowi, Polresta Jogja Duga Ada Gerakan Terstruktur di Baliknya
- Ganggu Ketertiban Umum WNA China Ditangkap Polisi dan Diserahkan ke Kantor Imigrasi Yogyakarta
- Banyak Terjadi selama Masa Nifas, Penyakit Jantung Jadi Penyebab Utama Kematian Ibu di Bantul
- Pedagang Sudah Direlokasi, Akses Masuk Teras Malioboro Beskalan Justru Belum Kelar Dibangun
- Muncul Vandalisme Adili Jokowi, Begini Analisis LBH Yogyakarta dan Peneliti Perludem
Advertisement
Advertisement