Advertisement
Stres Memicu Seseorang Merasa Cemas terhadap Hal-hal yang Tidak Mengancam
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Saat menghadapi situasi yang menekan, seseorang biasanya mengalami kepanikan ekstrem. Hal itulah yang memicu stres.
Stres memicu respons lawan, lari, atau diam, yang membuat seseorang mengalami tekanan ekstrem. Stres yang begitu kuat pun dapat mengubah cara seseorang mengingat suatu peristiwa. Perubahan ini dapat menyebabkan generalisasi rasa takut bahkan pada situasi yang sebenarnya tidak mengancam.
Advertisement
BACA JUGA: Pekerjaan Sangat Berpotensi Memicu Stres, Ini Cara Mengatasinya
Dikutip dari Antara, The Hindustan Times, menerbitkan sebuah studi di jurnal Cell pada Jumat (10/1/2025). Penelitian itu mengungkap bagaimana stres memiliki dampak signifikan pada memori terkait ketakutan.
Para peneliti melakukan penelitian pada tikus untuk memahami bagaimana stres memengaruhi pembentukan memori. Dalam percobaan tersebut, mereka memainkan dua jenis suara berbeda.
Salah satu suara diikuti dengan kejutan listrik ringan, yang membuat suara tersebut diingat sebagai sesuatu yang menakutkan, sementara suara lainnya tidak diikuti kejutan dan dianggap aman.
Biasanya, otak mengingat kejadian ini untuk memastikan situasi yang menekan tidak terulang kembali. Namun, saat stres meningkat, otak mulai menggeneralisasi memori tersebut.
Pada percobaan tersebut, tikus-tikus yang sangat stres mengalami gangguan memori. Mereka mulai merasa takut pada suara lain yang sebenarnya tidak berbahaya, bukan hanya pada suara yang sebelumnya diikuti kejutan.
Para peneliti menemukan bahwa sistem endocannabinoid di otak membantu mengelola stres. Namun, stres berlebihan dapat mengganggu fungsi sistem ini, yang kemudian menyebabkan kebingungan dalam memori.
Seperti halnya tikus yang menggeneralisasi suara dan tidak bisa membedakan antara suara aman dan suara yang menakutkan, memori manusia juga dapat menjadi kabur di bawah tekanan stres.
Ketika otak terlalu terbebani oleh stres, ia tidak lagi mampu dengan jelas membedakan antara apa yang aman dan apa yang berbahaya.
Akibatnya, dengan memori yang terdistorsi, seseorang dapat mulai menganggap sesuatu yang aman sebagai ancaman. Stres dapat membuat seseorang merasa cemas terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berbahaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Waspada! Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Sejumlah Wilayah Jateng pada 10-12 Januari 2024
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Meski Gratis, Animo Masyarakat untuk Mengajukan Uji Kir Masih Rendah
- Vico Duarte Resmi Diumumkan Jadi Rekrutan Anyar PSS Sleman, Ingin Cetak Banyak Gol Untuk Super Elja
- Kodim Bantul Bangun Dapur Umum di Sanden untuk MBG, Layani 2.680 Siswa Wilayah Sekitar
- Tahun Ini Tidak Ada Penambahan Pos Pemadam Kebakaran di Bantul
- Selain Pondokan Tanpa Plang, Indekos Campur Jadi Sasaran Penertiban Satpol PP Jogja
Advertisement
Advertisement