Advertisement

Promo November

Atasi Stunting, Peneliti BRIN Kembangkan Produk Pangan Lokal

Newswire
Kamis, 28 November 2024 - 08:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Atasi Stunting, Peneliti BRIN Kembangkan Produk Pangan Lokal Conto makanan diet keto. - ist - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Para peneliti di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan produk pangan lokal untuk mengatasi stunting.

Kepala PRTPP BRIN Satriyo Krido Wahono mengatakan intansinya mengembangkan produk pangan lokal sangat penting dalam mengatasi stunting karena dapat memenuhi kebutuhan gizi secara berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di daerah.

Advertisement

BACA JUGA: Stunting Dianggap Penyakit, Ini Penjelasan BKKBN

"Selain membiasakan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi makanan berbasis komoditas setempat, penggunaan pangan lokal juga dapat meningkatkan nilai tambah dan pemberdayaan ekonomi lokal," katanya.

Menurut dia, penggunaan dan konsumsi pangan lokal juga secara tidak langsung dapat mengurangi pangan impor. PRTPP BRIN telah mengembangkan beragam produk pangan lokal, baik dari nabati, hewani dan sumber daya laut.

Jika terkait dengan penanganan stunting, secara garis besar makanan tersebut kaya akan protein khususnya protein berbasis hewani.

Selain itu, makanan tersebut akan lebih baik jika mengandung mineral tertentu yang dapat berfungsi meningkatkan daya serap gizi dalam tubuh seperti zat besi (Fe), seng (Zn), dan kalsium (Ca).

Salah satu contoh produk pangan yang diciptakan BRIN adalah biskuit Moringa yang terbuat dari daun kelor dan diperkaya dengan vitamin dan mineral, dan Purula atau Peptida Unggul Rumput Laut.

Purula merupakan makanan fungsional berupa flake tabur yang dapat membantu mencegah anemia, salah satu penyebab stunting.

Sebelumnya, Indonesia berhasil menurunkan angka stunting atau terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan balita sebesar 9,63 persen selama lima tahun ke belakang (2018-2023).

Pemerintah Indonesia telah menetapkan enam tujuan yang menjadi target dalam percepatan penurunan stunting, salah satunya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat sebanyak 48,39 persen atau 4,2 juta keluarga dari 8,6 juta keluarga berisiko stunting (KRS) di Indonesia telah mendapat pendampingan hingga pertengahan tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bambang Pacul Enggan Komentari Hasil Hitung Cepat Pilkada Jateng: Cuaca Sedang Tidak Baik di Kami

News
| Kamis, 28 November 2024, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Belajar Harmonisasi Tari Saman di Indonesia IHC Festival

Wisata
| Selasa, 26 November 2024, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement