Advertisement

Promo November

Orang Tiba-tiba Bisa Bersikap Agresif, Ini 5 Penyebabnya

Redaksi
Sabtu, 23 November 2024 - 17:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Orang Tiba-tiba Bisa Bersikap Agresif, Ini 5 Penyebabnya Anak marah - Ilustrasi dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Seseorang bisa bersikap agresif tanpa mengetahui alasan penyebabnya. Tiba-tiba saja dia menjadi kehilangan kendali tanpa menyadarinya.

Sebuah studi di Neuroscience News yang dilansir dari timesofindia menjelaskan perilaku agresif mungkin timbul berdasarkan penyebab tertentu, seperti stres, kelelahan, ketidakseimbangan hormon, atau kondisi kekejiwaan, kecemasan hingga depresi. 

Advertisement

BACA JUGA: Tips Mengekspresikan Marah Secara Sehat

Keadaan emosional yang ekstrim menjadi alasan bagi otak untuk beradaptasi dengan situasi karena ini dapat membuat individu melakukan tindakan agresif tanpa kesadaran.

5 Faktor yang mendasari terhadap perilaku agresif

1. Stress dan frustasi

Stress dalam masalah pribadi atau masalah kerja dapat menyebabkan iritabilitas dan reaksi agresif. Ditemukan melalui penelitian bahwa stress intens memprovokasi reaktivitas emosional, yang pada gilirannya mengambil bentuk agresi.

2. Ketidakseimbangan hormon

Menurut organisasi kesehatan dunia, tingkat tinggi ata testosteron yang berfluktuasi dengan perilaku lekas marah, implusif, dan agresif. Sesuai dengan kesimpulan yang telah disebutkan diatas, penelitian juga menunjukkan bahwa kasus kadar testosteron yang tidak berkembang atau tinggi, hal itu mempengaruhi respon agresif.

BACA JUGA: 5 Cara Mengelola Emosi, Ada Menata Kamar

3. Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan

Sebuah studi dalam journal of studies tentang “alkohol dan obat-obatan” mengekplorasi bagaimana konsumsi alkohol berkontribusi terhadap perilaku agresif, terutama mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan konflik sosial. Baca Juga Konsumsi Omega-3 Bantu Stabilkan Emosi Mudah 'Meledak'

4. Faktor Genetika

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa agresi mempunyai tanggung jawab genetik. Namun, hubungan ini tidak konklusif, karena beberapa penanda genetik membuat orang cenderung memiliki gaya respons agresif.

Secara khusus, gaya respons agresif meningkat ketika lingkungan dipengaruhi oleh stres. Studi McDermot, “Konstribusi Genetik dan Lingkungan terhadap Agresi” menjelaskan bagaimana faktor genetik dan lingkungan berkontribusi terhadap perilaku agresif.

5. Masalah Sosial

Pengalaman pelecehan, kekerasan, dan penelantaran di masa kanak-kanak dapat berdampak jangka panjang pada respons emosional dan memengaruhi perilaku agresif di kemudian hari. 

Laporan WHO mengenai ACE melacak hubungan antara kekerasan pada masa kanak-kanak dan penelantaran serta peningkatan agresi, kekerasan agresif, penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan bahkan kejahatan di masa dewasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024

News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement