Advertisement

Karbohidrat Kaya Manfaat, Tapi Ingat Batas Konsumsinya

Newswire
Rabu, 30 Oktober 2024 - 22:07 WIB
Maya Herawati
Karbohidrat Kaya Manfaat, Tapi Ingat Batas Konsumsinya Nasi - Foto ilustrasi dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTAKarbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh yang memberi tenaga bagi segala hal mulai dari otak hingga otot.  

Menurut ahli gizi Seema Shah seperti dikutip dari Popsugar, Selasa (29/10/2024) saat tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa (gula), sel-sel tubuh kemudian menggunakannya sebagai energi segera atau disimpan untuk digunakan nanti.  

Advertisement

Ini mencakup segala hal mulai dari tidur yang lebih baik hingga kesehatan mental dan usus yang lebih baik hingga peningkatan kinerja olahraga hingga hormon yang seimbang.

“Asupan karbohidrat sangat penting untuk kesehatan tiroid, seks, leptin, insulin, dan kadar hormon stres, serta kualitas tidur dan produksi serotonin," jelasnya.

Shah menyarankan agar mengonsumsi sekitar 40 hingga 50% kalori harian mereka dari karbohidrat, atau sekitar 200 hingga 250 gram berdasarkan diet 2000 kalori.

Sebagai referensi, satu cangkir beras merah mengandung 45 gram, satu cangkir gandum mengandung 27 gram, dan satu cangkir quinoa mengandung 39 gram.

Meskipun demikian, banyak orang mungkin perlu mengonsumsi lebih banyak atau lebih sedikit dari kisaran rata-rata ini karena berbagai alasan, termasuk mengelola kondisi seperti PCOS atau diabetes tipe 2, atau jika mereka sedang pulih dari gangguan makan, jelas Shah.

BACA JUGA: Berikut Ini Tips Memperlambat Proses Penuaan pada Usia 40-an

“Wanita yang sedang menstruasi membutuhkan asupan karbohidrat yang cukup untuk mendukung produksi dan keseimbangan hormon seks yang sehat," jelasnya.

Ia juga mencatat bahwa Anda akan membutuhkan lebih banyak kalori dan karbohidrat jika Anda hamil untuk mendukung peningkatan pengeluaran energi dan kebutuhan bayi Anda yang sedang tumbuh.

Sementara di sisi lain diet rendah karbohidrat mungkin tidak cocok untuk sebagian orang. Diet rendah karbohidrat dapat berbahaya dalam jangka panjang bagi wanita dan atlet, yang perlu mengonsumsi cukup karbohidrat untuk mendukung proses fisiologis mereka.

 “Pada atlet wanita, diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan menstruasi tidak teratur atau bahkan amenore — saat menstruasi Anda berhenti total. Hal ini kemudian dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang, yang meningkatkan risiko patah tulang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kesaksian Jurnalis TvOne Saat Kecelakaan Maut di Tol Batang-Pemalang

News
| Kamis, 31 Oktober 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Lebih Dekat dengan Pesawat Terbang

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement