Advertisement

Dusun Mayit, Teror Pendaki di Gunung Welirang

Newswire
Rabu, 24 Desember 2025 - 12:27 WIB
Sunartono
Dusun Mayit, Teror Pendaki di Gunung Welirang Film Dusun Mayit mengisahkan teror pendaki Gunung Welirang yang terjebak dusun gaib tanpa jalan pulang. Tayang 31 Desember 2025. - Antara.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Film horor terbaru berjudul Dusun Mayit menghadirkan kisah pendakian Gunung Welirang yang berubah menjadi mimpi buruk tanpa jalan pulang. Empat sahabat yang awalnya mencari pelarian justru terjebak dalam dusun misterius penuh teror gaib.

Cerita berfokus pada Raka, Aryo, Nita, dan Yuni yang mendaki sebagai bentuk liburan sederhana. Namun, keputusan beristirahat di sebuah pasar aneh membawa mereka masuk ke wilayah yang tidak tercantum di peta, membuka pintu menuju dunia lain yang dipenuhi kejanggalan dan ancaman makhluk tak kasatmata.

Advertisement

Disutradarai Rizal Mantovani dan diproduseri Rocky Soraya, Dusun Mayit memadukan horor psikologis dan visual alam pegunungan. Dinamika persahabatan yang retak di bawah tekanan teror menjadi kekuatan utama film ini.

Cerita berpusat pada empat sahabat, yakni Raka, Aryo, Nita, dan Yuni yang memutuskan mendaki Gunung Welirang sebagai bentuk liburan sederhana, sekaligus ruang untuk bernapas dari persoalan pribadi masing-masing. Alih-alih menemukan ketenangan, keputusan tersebut justru membawa mereka pada pengalaman yang jauh dari kata menenangkan.

Raka (Randy Martin) tampil sebagai penggagas perjalanan. Dengan sikap optimistis dan penuh keyakinan bahwa alam selalu menawarkan kedamaian, ia berhasil meyakinkan teman-temannya untuk ikut mendaki. Keyakinan itu menjadi pendorong utama perjalanan, tetapi juga menanam bibit konflik, ketika Raka kerap mengabaikan tanda-tanda bahaya yang muncul di sepanjang jalur pendakian.

Pendakian ke Gunung Welirang menjadi pengalaman pertama bagi Nita dan Yuni, yang diperankan oleh Ersya Aurelia dan Amanda Manopo. Keduanya memulai perjalanan dengan antusiasme tinggi, menikmati setiap langkah awal dan berharap dapat menyaksikan langsung keindahan alam yang selama ini hanya mereka kenal dari cerita dan gambar. Pada tahap ini, suasana masih terasa ringan. Persahabatan terjalin hangat, rasa lelah tertutupi rasa penasaran, dan optimisme seolah menjadi pelindung dari segala kemungkinan buruk.

Suasana berubah ketika mereka tersesat di sebuah padang rumput luas yang dikelilingi ilalang. Di tengah kebingungan, mereka menemukan sebuah pasar yang tampak ramai dan hidup. Tanpa curiga, keempatnya memutuskan beristirahat di sana. Keputusan sederhana ini menjadi titik balik cerita, karena tanpa mereka sadari, langkah tersebut telah membawa mereka melewati batas wilayah yang tidak tercantum di peta mana pun.

Gunung yang mereka daki seolah membuka pintu ke dimensi lain, sebuah dusun misterius yang dipenuhi kejanggalan. Sosok-sosok asing, teror gaib, dan suasana yang tidak wajar mulai mengepung mereka. Dusun itu bukan sekadar sunyi, melainkan menyimpan ancaman dari makhluk yang tidak sepenuhnya manusia.

Dari sinilah pertanyaan utama film terus bergema: apakah mereka masih memiliki jalan untuk kembali ke dunia nyata?

Keempat pemeran utama membangun dinamika pertemanan yang meyakinkan. Yuni tampil sebagai sosok rasional di awal cerita, namun ketika teror semakin mendekat dan logika tak lagi memadai, ia justru menjadi karakter paling rapuh secara emosional. Nita digambarkan penuh percaya diri, bahkan cenderung arogan. Akan tetapi, seiring situasi berubah menjadi mimpi buruk, lapisan keangkuhan itu perlahan runtuh, digantikan rasa takut dan ketidakberdayaan.

Aryo (Fahad Haydra) hadir sebagai karakter yang paling realistis, menjadi penyeimbang di tengah kepanikan dan saksi bagaimana rasa takut menggerogoti persahabatan. Sementara itu, Raka tetap berusaha optimistis, tetapi sikap cerobohnya dalam membaca situasi justru membawa kelompok semakin jauh dari keselamatan, menegaskan bahwa niat baik tidak selalu berujung pada hasil yang baik.

Produser Rocky Soraya mengatakan para pemeran utama dipilih tanpa melalui proses casting konvensional.

“Karena mereka yang paling kerasa buat karakter-karakter ini. Sebetulnya mereka enggak lewat proses casting, itu lewat pilihan saya. Saya sudah tahu mereka sebagai artis sudah lumayan lama dan saya sudah lihat proyek-proyek mereka,” ujar Rocky.

Ia menambahkan, “Sebagai aktor, mereka memberikan sesuatu yang beda. Semua pemain ini memang mampu memberikan sesuatu yang berbeda, sehingga mereka menjadi karakter itu dan bukan diri mereka sendiri.”

Dialog antarkarakter terasa natural, terutama ketika mereka mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat salah. Ketegangan tidak hanya datang dari kehadiran makhluk gaib, tetapi juga dari konflik batin, rasa bersalah, dan kecenderungan saling menyalahkan.

Secara visual, Dusun Mayit memanfaatkan lokasi alam secara efektif. Pengambilan gambar di kawasan gunung dan hutan menghadirkan kesan nyata, sekaligus melelahkan, sejalan dengan kondisi fisik para karakter. Film ini memadukan CGI dan practical effect dalam menampilkan sosok penguasa gaib yang tidak digambarkan secara konvensional, membuat ancaman terasa masif dan mengintimidasi.

Sutradara Rizal Mantovani menyebut tantangan terbesarnya adalah menghadirkan kebaruan dalam horor.

“Kami mencari kebaruan, seperti apa bentuk kesurupan itu, karena film horor sudah banyak. Di sini kami eksplor bersama di lokasi,” ujar Rizal.

Proses produksi juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi para pemeran. Ersya Aurelia mengaku adegan underwater menjadi pengalaman tersulitnya.

“Adegan underwater sih, karena aku kira aku enggak akan survive. Itu diambil di hari terakhir. Latihan cuma satu kali free dive, sekitar dua sampai tiga jam, lalu besoknya langsung take menyelam di kolam tiga meter,” ujarnya.

Sejumlah kejadian tak biasa juga dialami para pemain selama proses syuting. Randy Martin menuturkan, “Di salah satu hotel yang kami nginap, malam-malam koper tiba-tiba bergerak sendiri. Ternyata kejadian itu barengan juga sama teman-teman.”

Ersya menambahkan pengalamannya di hotel di Malang. “Aku takut banget lihat cermin di samping kasur, sampai tidur menghadap sebaliknya. Di tengah malam aku ketindihan dan lihat bayangan tinggi besar berjalan ke arah cermin. Aku enggak bisa gerak sama sekali, kayak paralyzed,” katanya.

Lebih dari sekadar film horor tentang makhluk halus, Dusun Mayit berbicara tentang kesesatan, ketidaksiapan mental, dan konsekuensi dari meremehkan alam. Dengan atmosfer yang kuat, eksplorasi visual yang serius, serta dinamika karakter yang cukup solid, film ini menawarkan pengalaman horor yang menegangkan, sekaligus melelahkan secara emosional.

Diproduseri oleh Rocky Soraya dan disutradarai oleh Rizal Mantovani, Dusun Mayit dijadwalkan tayang pada 31 Desember 2025 di seluruh bioskop Indonesia. Film ini terinspirasi dari kisah para pendaki Gunung Welirang di Malang, Jawa Timur.

Dengan latar Gunung Welirang dan atmosfer horor yang mencekam, Dusun Mayit menawarkan pengalaman menegangkan bagi penonton film horor Indonesia di akhir tahun 2025. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Busana Hitam dan Wajah Datar di Foto Natal Donald Trump

Busana Hitam dan Wajah Datar di Foto Natal Donald Trump

News
| Rabu, 24 Desember 2025, 16:17 WIB

Advertisement

9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia

9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia

Wisata
| Selasa, 23 Desember 2025, 19:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement