Advertisement
Pakar Kesehatan Perbolehkan Anak Makan Jajanan Pasar dan Makanan Ringan, Ini Syaratnya
Advertisement
Harianjogjacom, JAKARTA—Pakar kesehatan Shane Tuty Cornish membolehkan anak usia di atas dua tahun mengonsumsi jajanan pasar dan makanan ringan seperti bubur kacang hijau asalkan tidak mengandung tinggi gula.
"Orang tua boleh memberinya makanan ringan seperti bubur kacang hijau, buah, jajanan pasar, tetapi sebisa mungkin menghindari yang tinggi gula," katanya dilansir Antara Minggu (8/9/2024).
Konsumsi makanan tinggi gula bisa menjadi faktor pemicu terjadinya kenaikan berat badan yang akhirnya bisa membuat seseorang terkena diabetes.
Advertisement
Shane mengingatkan komplikasi diabetes termasuk pada anak antara lain retinopati diabetik, glaukoma, katarak, kerusakan saraf, penyakit pembuluh darah yakni serangan jantung dan stroke, penyakit gusi, kerusakan gigi, infeksi dan masih banyak lagi.
Dia lalu mengajak orang tua untuk memberikan contoh yang baik pada anak seperti rutin berolahraga dan makan makanan yang sehat. Sebab, anak sehat adalah cerminan orang tuanya, dan oleh karena itu orang tua harus memberikan contoh yang baik.
Shane kemudian mengemukakan cara mencegah diabetes bisa dilakukan dengan menjaga berat badan ideal dan bila berlebih maka kurangi dengan diet kalori dan rendah lemak. "Jika berat badan berlebih upayakan untuk mengurangi sekitar 5-10 persen dengan diet kalori dan rendah lemak," ujar dia.
Selain itu, cara mengurangi berat badan berlebih yakni dengan memperbanyak makan buah dan sayur, mengurangi minuman manis dan bersoda, aktif berolahraga selama setidaknya 30 menit dalam sehari, dan membatasi penggunaan gawai.
Erwin Setiawan dari Anak Pangan Indonesia menyoroti makanan ultra proses yang secara signifikan mengandung lebih banyak kalori ketimbang makanan alami. Makanan, ini sambung dia menghasilkan kalori ekstra sehingga meningkatkan berat badan.
"Hal ini disebabkan kepadatan kalori, rendah serat, tinggi lemak, gula, dan garam. Diet olahan ultra proses yang dikonsumsi secara signifikan lebih banyak sekitar 500 kalori per hari," kata Erwin.
Ia menyarankan agar mengonsumsi makanan yang tidak mengalami pengolahan signifikan (real food) seperti umbi, daging, sayur, biji. Sumber pangan lokal dan Indonesia tidak kekurangan bahan ini sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat memilih makanan ultra proses (UPF).
Dia juga mengatakan, setiap hari masyarakat bertemu dengan produk makanan yang mengalami UPF. Makanan ini sudah diubah dari bentuk aslinya, misalnya jus semangka atau nanas, diambil sarinya jadi konsentrat, kemudian juga camilan sayuran.
"Meski sayuran, itu tetap UPF karena di beberapa mengandung pewarna, pemanis, pengemulsi, dan pengawet sehingga menimbulkan ketergantungan dan ketagihan," kata dia.
Erwin berpendapat industri makanan harus menerapkan keamanan pangan. Kemudian, untuk mengurangi konsumsi gula pada anak, dia menyarankan orang tua untuk memperhatikan sarapan anak mereka. Menurut dia, banyak anak yang menyantap menu sarapan yang kurang benar.
"Ada yang menyiapkan sereal, roti dan susu, tetapi sebenarnya itu adalah gula gurih dan gula asin, itu yang kemudian membuat anak mengonsumsi gula dobel," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Badan Gizi Nasional Minta Warga Waspada Penipuan Oknum Melakukan Pengecekan Bakal Mitra di Daerah
Advertisement
Waterboom Jogja Kebanjiran Pengunjung di Libur Natal, Wahana Baru Jadi Daya Tarik
Advertisement
Berita Populer
- Penjabat Walikota Sebut Perayaan Natal di Jogja Aman dan Lancar
- Sate Legendaris Pak Parto Kaliurang Terima Putusan MA Terkait Lahan BUMD DIY PT AMI
- Link CCTV untuk Cek Kondisi Lalu Lintas dan Objek Wisata di Jogja dan Sekitarnya, Hindari Macet saat Libur Nataru
- Dishub Sleman Agendakan Ramcek Bus di Lokasi Wisata
- Libur Natal, Layanan Samsat Bantul Libur Dua Hari 25-26 Desember 2024
Advertisement
Advertisement