Advertisement

Pelan tapi Pasti, Melihat Kuda Adu Lambat di Pacuan Banei Keiba Jepang

Lajeng Padmaratri
Senin, 08 Juli 2024 - 14:37 WIB
Lajeng Padmaratri
Pelan tapi Pasti, Melihat Kuda Adu Lambat di Pacuan Banei Keiba Jepang Biasanya pacuan kuda mengandalkan kecepatan. Namun, pacuan kuda Banei Keiba di Hokkaido, Jepang justru adu lambat. - AFP

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Biasanya pacuan kuda mengandalkan kecepatan. Namun, pacuan kuda Banei Keiba di Hokkaido, Jepang justru adu lambat.

Pacuan kuda Banei Keiba di Hokkaido menunjukkan bahwa kecepatan bukanlah segalanya. Dalam perlombaan ini, balapan dilakukan oleh kuda pacu yang disebut banba.

Advertisement

Kuda banba tidak bertubuh lincah seperti kuda pacu biasanya. Bahkan, banba dua kali lebih berat dari kuda balap.

BACA JUGA: Jepang Punya Festival Kematian, Pengunjung Bisa Menjajal Tidur di Peti Mati

Saat balapan kuda Banei, kuda banba itu menarik kereta luncur seberat 600 kg. Para penonton hadir menyemangati kuda pekerja berotot yang bergerak dengan kecepatan seperti jalan cepat manusia. Para joki yang berdiri di atas kereta luncur berteriak dan mencambuk kuda dengan tali kekang yang panjang agar mereka terus melaju.

Tradisi ini sudah berlangsung lebih dari satu abad. Banei Keiba berkembang saat pemukim Jepang bermigrasi ke Hokkaido, pulau berpenduduk jarang dengan musim dingin yang panjang dan dingin.

Mereka mengandalkan kuda banba untuk membersihkan ladang, mengangkut barang, dan mengoperasikan tambang, serta mengadu kuda satu sama lain dalam permainan tarik tambang dan kontes lainnya di festival lokal.

BACA JUGA: Seekor Kucing American Shorthair Cetak Rekor Dunia Main Skateboard Tercepat

“Jika kuda ras dilahirkan untuk berlari, maka kuda banba dibiakkan untuk mengangkut barang. Mereka bekerja di ladang. Mereka bekerja untuk kami. Kami ingin meneruskan sejarah ini,” terang salah satu pelatih kuda, Yoshiyuki Hattori, dikutip dari South China Morning Post.

Ia juga membantah membantah tuduhan kekejaman, dan mengatakan makhluk kuat tersebut diperlakukan dengan hati-hati dan tidak dipaksa menarik beban melebihi kapasitasnya.

Bagi Hattori, balapan Banei “lebih dinamis” dibandingkan “pengalaman visual” balap kuda biasa. “Ini menggerakkan Anda secara fisik saat Anda bersorak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : SCMP

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menpora: Perhelatan Peparnas 2024 Beri Efek Ekonomi

News
| Minggu, 06 Oktober 2024, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Jogja lewat Diorama

Wisata
| Rabu, 02 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement