Kotak Kejujuran, Cara Unik Penduduk Shetland Inggris dalam Berbisnis
Advertisement
Harianjogja.com, SHETLAND—Kotak kejujuran sudah menjadi hal yang lumrah di pedesaan Inggris. Namun, Kepulauan Shetland di Skotlandia telah mengembangkan konsep ini lebih dari sekedar menjual kebutuhan pokok. Di sana, banyak ditemukan lemari es ‘kejujuran’ yang dipenuhi berbagai kue bahkan suvenir rajutan tangan.
Kepulauan Shetland terkenal karena bentang alamnya yang menakjubkan serta beragam flora dan faunanya. Di sisi lain, pedesaan itu juga familiar dengan kotak kejujurannya.
Advertisement
Dilansir dari Daily Record, kotak kejujuran adalah hal yang umum di banyak komunitas pedesaan dan terpencil di Skotlandia. Di sana, orang meninggalkan telur dan hasil bumi di samping toples koin atau kotak uang. Harapannya adalah jika Anda mengambil sesuatu dari kotaknya, maka Anda akan meninggalkan sejumlah uang ke dalam toples.
BACA JUGA: Museum Kacamata Tokyo, Toko Kacamata Ikonik yang Tinggal Kenangan
Namun, konsep ini diterapkan lebih jauh di Kepulauan Shetland. Di sana, berbagai produk seperti selai dan kue cokelat dapat dibeli di seluruh pulau. Beberapa bahkan menjual suvenir buatan tangan. Kotak kejujuran yang tertua dan paling terkenal adalah Kulkas Kue Original, yang telah menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Kulkas itu diperkenalkan pada tahun 2012 oleh Lynn Johnson, seorang petani dan pembuat roti yang mencetuskan ide tersebut setelah pasar petani tutup di Shetland. Tanpa adanya outlet yang biasa menjual kue-kuenya, Johnson memutuskan untuk menggunakan sistem kotak kejujuran, yang sudah lazim di pulau-pulau tersebut, untuk menjual kue setiap harinya.
Awalnya, kulkas itu diluncurkan hanya sebagai tempat untuk menjual kue-kuenya, dengan konsep kotak kejujuran. Rupanya, kini tidak jarang terlihat antrean panjang penduduk lokal dan wisatawan yang menginginkan suguhan kue lezat, sekaligus berfoto hingga tempat itu menjadi kian populer.
BACA JUGA: Kota Ini Terbitkan Larangan Pengendara Motor Pakai Helm Full Face
Kulkas Kue Original buka 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, dan diisi ulang setiap hari dengan hidangan yang baru saja dipanggang. Pada tahun 2019, pemiliknya juga sempat membuka kedai teh di sebelah lemari es tempat wisatawan dapat duduk untuk minum kopi atau sup.
Seiring dengan meningkatnya popularitas lemari es, produk yang ditawarkan dan jumlah bisnis yang terinspirasi oleh produk tersebut pun meningkat. Semuanya mempercayai pelanggan untuk meninggalkan uang tunai sebagai pembayaran sebelum menikmati camilan lezat mereka.
Misalnya, di kota Hoswick, gudang kue berwarna cerah yang dikenal sebagai Emma's Cake Corner menawarkan manisan di dekat pusat pengunjung. Di wilayah Sand, sebuah kotak di samping halte bus menawarkan telur, kue mangkok, dan biskuit kayu manis. Di pulau Unst, sebuah rumah berbentuk kotak dapat ditemukan di sebelah Halte Bus Bobby.
Kendati demikian, tidak semua kotak kejujuran akan dibuka selama musim dingin. Banyak pemilik yang juga mengelola kotak atau lemari esnya sebagai hobi di waktu luangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Daily Record, Atlas Obscura
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kronologi Truk Box Tabrak Motor di Jalan Turi-Tempel yang Tewaskan Satu Orang
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Hari Ini, Kamis 21 November 2024
- Pilkada Bantul: TPS Rawan Gangguan Saat Pemungutan Suara Mulai Dipetakan
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
Advertisement
Advertisement