Aneh, Ada Kompetisi Taman Terjelek di Dunia, Ternyata Ini Tujuannya
Advertisement
Harianjogja.com, GOTLAND—Merawat taman di halaman rumah bukan hal yang mudah. Tak jarang pemilik rumah gagal dan yang tersisa adalah halaman rumah yang buruk. Meski demikian, ada kompetisi aneh yang memperebutkan pemenang bagi pemilik taman terjelek di dunia.
Di Swedia, ada kompetisi taman rumput paling jelek di dunia. Baru-baru ini, perlombaan tersebut digelar dengan mengikutsertakan peserta dari sejumlah negara.
Advertisement
BACA JUGA: Lomba Unik di Jerman, Ada Kompetisi Bagi Pengemudi Truk Forklift
Pemenangnya sudah ditentukan, yaitu halaman rumput milik perempuan bernama Kathleen Murray di Sandford, Tasmania. Ia mengalahkan pesaingnya dari Jerman, Prancis, Kanada, Kroasia, Swedia, Inggris, hingga Amerika Serikat.
Melansir The Guardians, kompetisi unik ini diadakan untuk mendorong kegiatan berkebun yang hemat air dan ramah lingkungan menjadi global.
Halaman rumah Murray bisa menang sebagai taman terjelek di dunia karena isinya tumpukan rumput kuning layu, tanaman menyedihkan yang berwarna coklat, hingga lubang-lubang yang digali oleh hewan.
“Ini cukup mengejutkan dan membuat kagum. Para bandicoot suka menggali halaman, begitulah cara mereka menemukan makanan favoritnya,” ujarnya dikutip dari The Guardians, Senin (15/1/2024).
Murray tinggal di daerah yang tidak memiliki air listrik, sehingga air hujan yang ditampung dalam tangki terlalu berharga untuk dibuang ke halaman rumput. Jika dia dan keempat anaknya yang masih remaja kehabisan air di musim panas, maka perlu waktu dua minggu untuk menunggu sebelum lebih banyak air dapat disalurkan melalui kapal tanker.
BACA JUGA: Unik, Ada Kompetisi Merapikan Tempat Tidur di China
“Dulu saya mengira bandicoot adalah satwa liar pemusnah massal yang menyerang halaman rumput saya, namun sekarang saya melihat bahwa mereka benar-benar telah membebaskan saya dari keharusan memotong rumput lagi,” kata Murray, yang bangga menjadi pemilik trofi perdana dari kontes unik ini.
Kompetisi ini dimulai di Gotland, Swedia, dua tahun lalu, setelah pulau liburan populer itu mengalami kekurangan air pada musim panas sebelumnya.
Kontes tersebut, yang dirancang oleh pemerintah kota Gotland, menjadi berita global setelah Guardian mengangkat berita tersebut. Konsumsi air di Gotland telah turun sebesar 5% berkat persaingan dan tindakan lainnya.
Perwakilan pemerintah kota, Mimmi Gibson mengatakan ini adalah cara untuk mendorong orang mengambil tindakan untuk menyelamatkan lingkungan.
“Kita perlu memulai pembicaraan tentang cara menghemat air. Ini adalah masalah global. Terkadang, ada tekanan pada orang-orang untuk menjaga halaman rumput mereka tetap hijau, rapi, dan subur, dan akan lebih mudah untuk mengatakan 'Saya ikut kompetisi ini, saya tidak perlu menyirami halaman saya,'” urainya.
Juri membutuhkan waktu hampir dua jam untuk berunding untuk mencapai keputusan mereka tentang halaman rumput yang paling jelek. “Semuanya mengerikan dan layak untuk dimenangkan, tetapi entri yang menang benar-benar buruk,” kata Gibson.
Diarmuid Gavin, perancang taman dan penyiar yang juga merupakan anggota juri, mengatakan bahwa ini adalah kompetisi teraneh yang pernah ia diminta untuk menjadi juri, namun ia berharap hal ini akan mendorong orang untuk membuang keterikatan lama terhadap halaman rumput hijau dan menciptakan taman yang sesuai dengan iklim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : The Guardians
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
Advertisement
Advertisement