Digelar 9 Hari di Kasongan, Jogja Cermaic Fest Semarakkan kembali Budaya Keramik
Advertisement
BANTUL—Keramik telah menjadi budaya yang melekat dalam masyarakat Indonesia, hal ini dilihat dari bukti-bukti sejarah peradaban berupa tembikar, perhiasan, arca-arca terakota hingga candi batu-bata yang ditemukan di berbagai wilayah.
Seiring dengan itu, eksistensi seniman keramik sudah sejak lama menjadi bukti daya cipta sekaligus eksplorasi budaya keramik di Indonesia.
Advertisement
Keramik telah merasuk dalam sendi hidup masyarakat, dari pemenuhan kebutuhan domestik hingga menjadi penopang ekonomi.
Yogyakarta menjadi salah satu wilayah berkembangnya budaya dan estetika keramik, terbukti dengan adanya sentra keramik yang terkenal yakni Kasongan.
Masyarakat Kasongan telah mewarisi ragam kerajinan tanah liat, sehingga diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Pelaku keramik sendiri kian beragam keahlian dan pengalamannya, hingga merebak di sektor pendidikan. Namun, histori panjang keramik dan daya tarik wisata sebagai komoditas saja tak cukup.
Regenerasi dan ketersediaan bahan baku menjadi persoalan yang perlu disoroti. Rumah kreatif keramik di Yogyakarta pun cenderung soliter.
Dalam helatan seni, keramik acapkali kurang memiliki panggungnya sendiri, ia berada di antara eksistensi seni rupa atau seni kriya.
Sayangnya fakta ini berbenturan dengan semangat kreasi dan peminat/penonton keramik yang tinggi.
BACA JUGA: Piknik ke Bantul, Jangan Lupa Belanja Gerabah di Kasongan dan Asrinya Tembi
Itulah sebabnya, Jogja Ceramic Fest (JCF) hadir sebagai “panggung” untuk menggencarkan dan menyemarakkan kembali budaya keramik.
Melalui rilis yang diterima Harianjogja.com, Minggu (30/7/2023), JCF yang diinisiasi oleh Nonton Bareng Indonesia bersama Citrus Studio dan Waton Art Studio berfokus pada interaksi antara pegiat keramik terhadap penonton atau peminatnya sehingga terjadi pemberdayaan komunitas keramik di Yogyakarta.
Semangat Kolektif
Dengan mengambil tema Clayboration, festival ini akan digelar selama sembilan hari mulai dari 22-30 Juli 2023 di kompleks MuseumKu Gerabah Kasongan, Desa Gerabah Kasongan, Bantul.
Festival ini diperkuat oleh kolaborasi bersama dari berbagai pegiat keramik di Yogyakarta sebagai upaya dalam mengukuhkan posisi tawar keramik dalam arus seni budaya di daerah istimewa.
Melalui beragam rangkaian program aktivasi, JCF 2023 mengundang perajin, seniman, budayawan hingga akademisi yang bergelut di dunia keramik untuk berpartisipasi aktif. Semangat kolektif-kolegial yang diambil dari budaya keramik masyarakat menjadi pendar api semangat perubahan dan kemajuan budaya keramik yang muncul dari komunitas masyarakat Kasongan sendiri.
Setidaknya ada 11 dalam Jprogram utama, di antaranya:
Ceramic Art Exhibition
Pameran seni keramik untuk memfasilitasi seniman keramik dan atau kolektif keramik untuk memamerkan karya seninya. Pameran juga akan menampilkan karya-karya seniman maestro keramik Yogyakarta dan Indonesia seperti RM. Saptohoedojo, Timbul Rahardjo, Noor Sudiyati dan lainnya.
Claystage
Rangkaian seni pertunjukan yang mengeksplorasi kerja keramik di Kasongan dan Indonesia dengan menampilkan Prehistoric Body Theater, salah satu performer yang mempresentasikan karya berjudul Sangiran 17.
Ceramic Corner
Ruang edukasi dan arsip literasi keramik dalam praktik seni dan budaya yang dapat diakses oleh publik selama kegiatan berlangsung.
Ceramic Studio Visit
Kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pemilik studio keramik dengan penikmat keramik sehingga tercipta transfer of knowledge. Ada empat studio keramik di Kampung Keramik Kasongan dan sekitarnya yang akan berpartisipasi.
Interactive Dialog
Wadah presentasi peserta Residensi Desa Keramik dan para seniman menyoal budaya keramik. Kegiatan ini dapat diakses oleh publik yang ingin berbincang dan berdiskusi perihal keramik.
Creative Ceramic Class
Kelas untuk memfasilitasi audiens keramik yang ingin merasakan pengalaman membuat keramik dan berkreasi bersama pemuda perajin dan seniman keramik Kasongan.
Creative Ceramic Market
Pasar Keramik Kreatif yang memfasilitasi 20 lapak bagi para pegiat keramik yang memiliki produk keramik dan ingin memasarkannya.
Ceramic Contest
Kompetisi untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) minat jurusan keramik, mahasiswa jurusan keramik, dan perajin studio keramik di Indonesia.
Claycation
Pengalaman berwisata dan menetap di Desa Kasongan selama tiga hari, menginap di vila yang terletak di sekitar pemukiman perajin keramik, tur desa, mengunjungi beberapa rumah produksi keramik, pengalaman membuat keramik hingga mencicipi berbagai kuliner lokal khas Desa Kasongan.
Raku Night Performance
Performance kolektif interaktif antara pegiat keramik dan penonton keramik. Kegiatan ini diadaptasi dari proses Raku, yakni teknik pembakaran atmosferik, di mana keramik panas yang berpendar dikeluarkan dari tungku pembakaran dan dimasukkan dalam wadah yang mudah terbakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
- Difabel Merdeka Dukung Hasto-Wawan di Pilkada Kota Yogyakarta
- KPU Larang Pemanfaatan Lapangan Denggung, 2 Paslon Pilkada Sleman Urung Gelar Kampanye Akbar
- Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
Advertisement
Advertisement