Advertisement

Unik, Ada Telepon Umum yang Bisa Membantu Mengatasi Kesedihan

Lajeng Padmaratri
Senin, 10 April 2023 - 15:07 WIB
Lajeng Padmaratri
Unik, Ada Telepon Umum yang Bisa Membantu Mengatasi Kesedihan Telepon angin yang dipasang di Digby, Kanada, untuk mengatasi kesedihan. - CBC

Advertisement

Harianjogja.com, DIGBY—Saat ditinggal orang tersayang, seringkali kita begitu sedih hingga sulit memproses perasaan kehilangan. Hal itu membuat keberadaan ‘telepon angin’ begitu penting untuk mengatasi kesedihan.

Melansir CBC, keberadaan ‘telepon angin’ salah satunya ada di Digby, Nova Scotia, Kanada. Di suatu tempat di sepanjang Van Tassel Lake Trail di Digby, telepon umum berwarna hijau zaitun itu terletak di sebuah rak kayu, hampir disamarkan di hutan.

Advertisement

Konon, telepon itu bisa ‘menghubungkan’ kita dengan orang terkasih yang sudah meninggal dunia. Namun, bukan berarti sinyalnya benar-benar terhubung. Telepon itu dipasang untuk siapapun yang ingin mencurahkan isi hati dan meluapkan kesedihannya, alih-alih memendamnya sendirian.

Warga setempat, Jonathan Riley memasang perangkat itu di Digby untuk digunakan sendiri dan orang lain. Ia mengangkat gagang telepon, memutar nomor dan mulai berbicara. Alih-alih memasukkan nomor, dia menyebutkan nama mendiang temannya.

"Aku hanya menceritakan beberapa hal yang dia lewatkan. Kurasa sudah enam bulan sekarang [sejak dia meninggal dunia]. Aku sudah meneleponnya dua atau tiga kali dari sini. Hanya untuk tetap berhubungan,” kata Riley kepada CBC.

Ia memasang telepon itu setelah melihatnya di Instagram. Telepon angin ini memang sudah diterapkan di sejumlah tempat di dunia.

"Gagasannya langsung cocok dengan saya, saya juga yakin bahwa itu mungkin sesuatu yang akan membantu orang," katanya.

Dari Jepang

Telepon angin itu berasal dari Jepang. Dikenal sebagai kaze no denwa yang berarti telepon angin, ide ini lahir lebih dari satu dekade lalu di timur laut Jepang sebagai cara untuk tetap terhubung dengan orang terkasih yang meninggal dunia.

Pada tahun 2010, seorang desainer taman bernama Itaru Sasaki berduka atas kehilangan sepupunya dan membutuhkan tempat untuk melampiaskan kesedihannya. Dia mendirikan bilik telepon kuno di kebunnya dengan telepon putar yang tidak terhubung di dalamnya.

"Karena pikiran saya tidak dapat disampaikan melalui saluran telepon biasa, bahkan saya ingin mereka [pikiran saya] terbawa angin," katanya dalam sebuah film dokumenter oleh lembaga penyiaran publik Jepang, NHK.

Ketika gempa bumi besar dan tsunami di Jepang melanda daerah itu setahun kemudian dan menghanyutkan seluruh kota dan merenggut nyawa hampir 20.000 orang, dia membuka telepon itu untuk umum untuk membantu teman dan kerabat untuk mengatasi kesedihan mereka setelah ditinggalkan keluarga.

Selain ditayangkan dalam film dokumenter, cerita Sasaki juga diadaptasi ke dalam sebuah buku berjudul The Phone Booth in Mr. Hirota’s Garden pada 2019. Buku itu ditulis Heather Smith dan ilustrator Rachel Wada yang berasal dari Kanada.

Sejak itu, tren telepon angin itu telah berkembang di beberapa wilayah di dunia. Di Kanada, bilik telepon angin itu telah dipasang di Newfoundland, Quebec, Alberta, British Columbia, dan sekarang Nova Scotia.

Seorang antropolog medis di Universitas Dalhousie, Mary Ellen McDonald menyebut bahwa telepon angin mendukung terapi kesedihan. "Apa yang saya sukai dari telepon angin adalah, ini mengakui sifat pribadi dari kesedihan. Itu di tempat umum, yang menormalkan kesedihan. Dia membawa kita keluar dan mengatakan bahwa itu milik dunia kita," ujarnya.

Dia mengatakan budaya Barat cenderung menghindar dari kesedihan karena itu berantakan, tidak nyaman dan jelek. Namun, berkat telepon ini, seseorang bisa meninggalkan area pribadinya dan pergi ke tempat umum untuk membuka diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : CBC

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi ke MK, Ini Imbauan Prabowo

News
| Jum'at, 19 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement