Advertisement

Ini Daftar Aktivitas yang Memicu Hipertensi

Muhamad Ichsan Febrian
Kamis, 10 Juli 2025 - 17:47 WIB
Maya Herawati
Ini Daftar Aktivitas yang Memicu Hipertensi Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal (130/80 mmHg atau lebih). Hipertensi bisa menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.

Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tensimeter tercatat sebesar 10,7% pada kelompok usia 18–24 tahun dan 17,4% pada kelompok usia 25–34 tahun. Temuan ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia juga rentan mengalami tekanan darah tinggi.

Advertisement

Dilansir dari Health, Kamis (10/07/2025), faktor-faktor seperti pola makan, stres, kualitas tidur, hingga pemicu lingkungan tersembunyi seperti polusi udara dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Kondisi ini kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Simak 9 Aktivitas Sehari-hari yang Bisa Memicu Hipertensi

Kurang Tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Kurang tidur, baik dari segi durasi maupun kualitas, dapat meningkatkan tekanan darah.

Untuk mendapatkan tidur yang lebih baik, hindari makan berat beberapa jam sebelum tidur, lakukan aktivitas fisik secara teratur, dan ciptakan suasana kamar yang tenang, sejuk, dan gelap agar tubuh lebih rileks saat tidur. Disarankan bagi orang dewasa usia 18 tahun ke atas untuk tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malam.

BACA JUGA: KAI Daop 6 Yogyakarta Umumkan Ketentuan Pesan Tiket Kereta Api di KAI Access Bisa Dilakukan 30 Menit Sebelum Berangkat

Tidak Sarapan

Melewatkan sarapan dapat meningkatkan kadar kortisol, yaitu hormon utama penyebab stres. Studi pada perempuan dan remaja menunjukkan bahwa seseorang yang sering tidak sarapan cenderung mengalami kenaikan tekanan darah yang lebih tinggi.

Meskipun masih diperlukan penelitian lebih luas pada populasi yang lebih besar, para peneliti menemukan bahwa lonjakan kortisol secara rutin dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, sekumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan masalah kesehatan serius lainnya.

Kurang Minum Air

Agar tekanan darah tetap normal, penting untuk cukup mengonsumsi air setiap hari. Dehidrasi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah.

Menurut rekomendasi, pria sebaiknya mengonsumsi setidaknya 15,5 gelas cairan per hari, sementara wanita disarankan mengonsumsi setidaknya 11,5 gelas per hari.

Bekerja Terlalu Lama Tanpa Istirahat

Bekerja dalam waktu lama atau lembur terus-menerus dapat menyebabkan stres berkepanjangan, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi.

Untuk menguranginya, pastikan Anda mengambil jeda secara rutin, bahkan “micro-break” (istirahat singkat kurang dari 10 menit) sudah bermanfaat. Gunakan waktu tersebut untuk berjalan sebentar, meregangkan tubuh, menikmati kopi, atau mendengarkan lagu favorit agar tubuh dan pikiran lebih rileks.

Terlalu Banyak Rebahan

Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Terlalu lama duduk dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi karena dapat mengurangi aliran darah, meningkatkan kekakuan pembuluh darah, dan memberi tekanan berlebih pada sistem kardiovaskular seiring waktu.

Berat Badan berlebih

Menjaga berat badan ideal sangat penting untuk mengontrol tekanan darah. Kenaikan berat badan, terutama jika sudah masuk kategori kelebihan berat badan atau obesitas, dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Merokok

Merokok meningkatkan risiko tekanan darah tinggi karena mempercepat penumpukan plak di arteri. Seiring waktu, penumpukan plak ini dapat menyebabkan aterosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Saat Anda merokok, hal tersebut bisa menyebabkan tekanan darah akan naik atau hipertensi setiap kali Anda merokok. Untuk menjaga tekanan darah dan kesehatan jantung optimal, sebaiknya hindari atau berhenti merokok.

Konsumsi Gula Berlebihan

Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas, yang berkontribusi pada kenaikan tekanan darah. Penelitian juga menunjukkan bahwa gula tambahan dalam minuman ringan dapat berdampak negatif pada tekanan darah.

Sering Buang Air Kecil

Penelitian menunjukkan bahwa kandung kemih yang terlalu aktif, ditandai dengan dorongan tiba-tiba untuk buang air kecil, bisa menjadi tanda meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatik.

Kondisi ini berhubungan dengan peningkatan tekanan darah karena respons stres tersebut menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan percepatan detak jantung, yang berkontribusi pada lonjakan tekanan darah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus Kematian Diplomat Kemlu Asal Jogja

News
| Kamis, 10 Juli 2025, 23:57 WIB

Advertisement

alt

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025

Wisata
| Rabu, 09 Juli 2025, 14:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement