Advertisement
Film Animasi JUMBO Akan Jelajahi 17 Negara

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sekitar sepekan setelah rilis di bioskop pada akhir Maret 2025, film animasi produksi kreator Indonesia, JUMBO, telah mendapatkan lebih dari sejuta penonton. Ke depan, film ini rencananya akan tayang di 17 negara lainnya.
“Film ini tidak hanya akan tayang di Indonesia tapi juga di lebih dari 15 negara,” kata Produser film JUMBO, Novia Puspa Sari, dikutip dari Antara.
Advertisement
Visinema Studios selaku rumah produksi belum mengungkap negara mana saja yang akan menayangkan JUMBO. Namun 12 negara yang akan menayangkan JUMBO berasal dari wilayah Eropa.
JUMBO merupakan film animasi yang sudah diproduksi sejak 2019. Terdapat ratusan animator yang terlibat dalam proses penggarapannya. Dalam official trailer-nya, JUMBO menampilkan petualangan Don (diisi suara oleh Prince Poetiray dan Den Bagus Sasono), anak yang selalu ceria dan bangga pada buku dongeng peninggalan Ayah (diisi suara oleh Ariel NOAH) dan Ibunya (diisi suara oleh Bunga Citra Lestari).
Sepeninggal kedua orang tuanya, Don dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh sang nenek alias Oma (diisi suara oleh Ratna Riantiarno). Bersama sahabatnya, Nurman (diisi suara oleh Yusuf Ozkan) dan Mae (diisi suara oleh Graciella Abigail), Don berencana mengikuti pentas seni. Namun, buku dongeng kebanggaan Don dicuri oleh Atta (diisi suara oleh M. Adhiyat), yang iri dengannya.
Petualangan Don semakin mendebarkan ketika ia bertemu dengan Meri (diisi suara oleh Quinn Salman) yang datang dari dimensi lain untuk meminta bantuan Don dan para sahabatnya mencari kedua orangtua Meri (diisi suara oleh Ariyo Wahab dan Cinta Laura Kiehl). Mereka berempat kemudian terlibat dalam petualangan besar yang akan menguji arti persahabatan mereka.
JUMBO merupakan karya sutradara Ryan Adriandhy. Adapun produser JUMBO yaitu Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari. “JUMBO hadir sebagai pengalaman istimewa yang membawa tawa, haru, dan kehangatan. Film yang kami buat untuk kita semua, untuk anak-anak kita, dan anak-anak di dalam diri kita. Tayang saat Lebaran, film ini menjadi hadiah berharga bagi keluarga Indonesia, mengingatkan kita akan arti persahabatan, kebersamaan, empati, dan kash sayang," kata Anggia, yang juga Chief of Content Officer Visinema Studios.
Hal menarik lainnya, film animasi keluarga ini dihiasi Original Soundtrack (OST) "Kumpul Bocah" dari Malig & D'Essentials, dan “Selalu Ada Di Nadiku” dari Bunga Citra Lestari.
Detail Animasi
Ryan Adriandhy mengungkap sejumlah easter egg atau detail-detail kecil yang menarik perhatian penonton. Berbicara dalam konferensi pers premier film "Jumbo", Ryan mengaku pada awalnya dia hanya memberikan petunjuk aktor Prince Poetiray mengisi suara karakter Don usia 10 tahun. Sementara itu, pada adegan kilas balik, aktor Den Bagus mengisi suara Don yang berumur empat tahun.
Warganet kemudian menginterpretasikan banyak detail yang muncul, terutama dari trailer. Salah satunya bahwa Don, yang berusia empat tahun hidup pada 24 Februari 1994. Hal ini berdasarkan kalender yang ada di kamarnya. Berbekal fakta itu, warganet menebak cerita Don, yang berusia 10 tahun, berada pada era tahun 2000. "Tebakan mereka benar," kata Ryan.
Ryan mengakui bahwa latar waktu film JUMBO memang sengaja dibuat di sekitar tahun 2000-an, saat anak-anak masih asyik bermain di luar rumah tanpa gawai. "[Alasannya] kami pingin menunjukkan masa-masa indah main kasti, ngemong kambing, bukannya mabar [main game bareng]," kata Ryan.
Nama kampung fiksi tempat Don tinggal Seruni pun tercetus dari kata "seru" dan "nih". "Awalnya, nama Seruni muncul gitu aja pas tukar pikiran," kata Ryan.
Ide unik juga diterapkan pada plat mobil "R O35 LI", dibaca "rusli", yang secara kebetulan juga nama karakter kepala desa Roesli. "Itu ide datang dari anak-anak yang suka modif plat nomor," kata Ryan.
Ryan mengaku iseng belaka menggunakan plat R, tanpa mengetahui bahwa kode tersebut adalah untuk kendaraan di wilayah Banyumas, termasuk Purwokerto. "Mohon maaf kalau ada Pak Kades di Purwokerto yang merasa, beneran itu cuma kebetulan!" ujar Ryan sambil bercanda.
Evergreen IP
Di balik layar, tim produksi film animasi terbaru Indonesia JUMBO dari Visinema Studios merancang strategi matang untuk menjadikan tokoh-tokoh "Jumbo", Don, Mae, Nurman, hingga Atta sebagai "evergreen IP" (Intellectual Property/ kekayaan intelektual) yang berkelanjutan dan mendunia.
CEO Visinema Studios, Herry Budiazhari Salim, mengungkapkan bahwa pengembangan JUMBO sebagai "evergreen IP" telah dirancang dengan matang, termasuk opsi A, B, dan C. "Kami berharap semakin banyak teman-teman di industri kreatif yang melakukan hal serupa, karena peluang bagi Indonesia untuk memiliki "evergreen IP" di masa depan masih sangat besar," kata Herry.
Tim produksi telah menyiapkan berbagai opsi pengembangan IP, termasuk produk turunan, konten digital, dan bentuk storytelling lainnya. Tujuannya adalah menciptakan karakter dan dunia JUMBO yang melekat di hati penonton, seperti halnya IP animasi global kenamaan dunia lainnya yang terbukti sukses.
Kunci dari "evergreen IP" adalah keterlibatan penggemar. Tim JUMBO akan melakukan analisis mendalam tentang preferensi penggemar untuk menciptakan konten dan produk yang relevan. Kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti produsen es krim yang menciptakan varian rasa khusus menampilkan tokoh utama JUMBO, Don, adalah salah satu cara memperluas jangkauan peminat karakter animasi buatan animator dalam negeri, serta juga menjaga JUMBO tetap "segar".
JUMBO diproyeksikan oleh lebih dari 400 kreator animasi dalam negeri, didukung oleh Kementerian Ekonomi Kreatif sebagai fasilitator, promotor, dan pendukung pengembangan industri film animasi menjadikan Herry dan Visinema Studios optimistis kekayaan intelektual Indonesia ini dapat menjadi "evergreen IP" yang mendunia.
Komitmen Pemerintah
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan kekayaan intelektual (intellectual property/IP) animasi agar lebih dikenal dan berdaya saing di kancah dunia. Menekraf menekankan pentingnya penguatan ekosistem industri animasi nasional melalui pengembangan IP lokal.
“Semakin banyak animator, semakin kaya sisi kreativitasnya. Animasi membutuhkan agent of creativity, dan kemampuan animator lokal sudah tak diragukan lagi,” kata Riefky.
Potensi Animasi
Kesuksesan film JUMBO dianggap menjadi simbol besarnya potensi animasi Indonesia. Hadir dalam peluncuran film JUMBO, Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya, mengapresiasi kerja keras seluruh tim.
Teuku mengucapkan selamat kepada para kreator film animasi Indonesia yang telah berhasil menciptakan karya animasi yang luar biasa. "Saya sangat bangga dengan karya-karya yang telah diciptakan oleh para kreator film animasi Indonesia," katanya.
Dia juga menyampaikan bahwa film animasi Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi salah satu ekspor unggulan Indonesia. "Kami percaya bahwa film animasi Indonesia dapat menjadi salah satu ekspor unggulan Indonesia dan membawa nama baik Indonesia ke kancah internasional," kata Teuku.
Antusiasme Masyarakat
Antusiasme masyarakat Indonesia pada film semakin meningkat. Tahun lalu, jumlah penonton bioskop film Indonesia mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Tahun 2024 sampai September, ada lebih dari 60 juta penonton yang pergi ke bioskop di Indonesia.
Menurut Direktur Perfilman, Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Mahendra Budaya, angka penonton tersebut merupakan yang tertinggi sejak 98 tahun lalu, atau pada 1926.
Dalam uraian data dari Kemenbud, jumlah penonton film impor jauh di bawah jumlah tersebut, yakni sebesar 35 juta penonton. "Pertama kali dalam sejarah, film Indonesia tembus 60 juta penonton," kata Mahendra, beberapa waktu lalu.
Adapun detail jumlah penonton film Indonesia hingga September 2024 yaitu 60.158.548. "Terima kasih atas antusiasme masyarakat yang sudah menonton film-film Indonesia secara langsung di bioskop. Mari terus dukung perfilman Indonesia!" katanya.
Film lokal terlaris sepanjang 2024 adalah “Agak Laen”. Film tersebut meraih 9,1 juta penonton. Sementara film impor terlaris yaitu “How to Make Million Before Grandma Dies” dengan 3,5 juta penonton.
Semua Mendapat Pasarnya
Pertumbuhan penonton film Indonesia meningkat pesat pada kuartal ketiga 2024. Tidak ada genre film khusus yang mendominasi penjualan tinggi. Dari film bergenre superhero lokal hingga drama keluarga banyak mendapatkan pasarnya semua.
Ada anggapan apabila kualitas produksi film semakin meningkat, sehingga menjadi faktor utama yang mendongkrak jumlah penonton di bioskop. Tidak hanya itu, bioskop-bioskop di seluruh Indonesia juga merasakan dampak positif dari lonjakan penonton ini.
Peningkatan jumlah pengunjung bioskop menunjukkan antusiasme masyarakat yang semakin tinggi terhadap film Indonesia. Peningkatan yang juga diikuti oleh perluasan jaringan bioskop ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkau. Pencapaian ini diharapkan menjadi titik awal yang semakin mengukuhkan posisi film Indonesia di peta perfilman internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Wisatawan Asal Banjarnegara Terseret Ombak Pantai Parangtritis Belum Ditemukan
- Gadaikan Motor Sewaan, Pria Asal Lampung Dicokok Polisi
- Perumda Aneka Usaha Kulonprogo Diminta Buat Rencana Bisnis Baru, Modal Rp10 Miliar Harus Untung Dua Kali Lipat
- Pemkab Gunungkidul Diminta Lebih Serius untuk Garap Kawasan Industri Semin
- Lagi! Wisatawan Terseret Ombak Pantai Parangtritis, Berhasil Diselamatkan Petugas
Advertisement