Advertisement
Sempat Viral, Benarkah Oralit Bisa Jadi Doping Puasa?

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Pada awal puasa Ramadan 1444 Hijriah/2023, netizen dihebohkan dengan narasi mengenai manfaat mengonsumsi minuman oralit.
Di media sosial, banyak netizen mengeluhkan tindakan panic buying oralit karena disebut mampu menjadi doping saat puasa.
Advertisement
Oralit disebut dapat menggantikan cairan dan elektrolit dalam tubuh, sehingga orang yang berpuasa tak mudah merasa haus dan lemah.
Menjadi tren kesehatan baru, apakah benar oralit dapat mencegah seseorang terkena dehidrasi? simak penjelasan berikut ini.
Manfaat oralit
Oralit merupakan obat yang biasa digunakan untuk mengatasi dehidrasi akibat diare dan muntah.
Meskipun dijual bebas, penggunaan oralit pun tak boleh sembarangan karena akan menimbulkan efek lain dalam tubuh.
"Oralit ini pertolongan pertama, misalnya untuk pasien gastroenteritis (flu perut) sebelum masuk rumah sakit. Penting mengatasi kemungkinan dehidrasinya dulu, baru kemudian mengatasi penyebabnya," ujar Konsultan Hematologi dan Onkologi, Prof. Zubairi Djoerban di akun Twitternya @ProfesorZubairi pada Selasa (28/3/2023).
Prof. Zubairi mengatakan, oralit utamanya dikonsumsi oleh pasien diare karena selain kehilangan cairan, penderita diare juga kehilangan elektrolit yang tidak baik untuk kesehatan.
Benarkah oralit bisa dijadikan doping puasa?
Menjawab hal itu, Prof Zubairi mengatakan bahwa meminum oralit tak berpengaruh banyak pada tubuh. Justru apabila terlalu banyak mengonsumsinya menjadi berbahaya.
"Lemas dan ngantuk ya biasa. Kita lihat saja pemain bola muslim yang di Eropa. Mereka tetap bermain dan energik, meski puasa tanpa oralit. Jadi tidak perlu takut ya untuk puasa meski tanpa doping oralit,"
Menurutnya saat puasa, kondisi fisik akan normal karena tidak mengalami gejala seperti muntaber. Sehingga apabila kelebihan konsumsi oralit, maka dapat menyebabkan hipernatremia atau hiperkalemia.
Hal ini disebabkan karena oralit punya kadar Natrium klorida atau NaCl yang konsentrasinya cukup tinggi mencapai sekitar 520 miligram per 200 mililiter.
Kemudian kalium dalam oralit juga tinggi yaitu sekitar 300 miligram per 200 cc.
Lantas bagaimana bila terlalu banyak konsumsi oralit?
"Ya kalau natrium terlalu tinggi di dalam darah, ya bisa bahaya. Mula-mula kehausan, lelah, gangguan otot, bisa juga sampai kejang. Ini serius," lanjut Prof Zubairi.
Sedangkan apabila tubuh kelebihan kalium yang terlalu tinggi lebih dari 6,4. Bisa menyebabkan hiperkalemia.
"Kemungkinan terburuknya? Bisa menyebabkan hemolisis. Sel darah merahnya hancur. Bisa juga rhabdomyolysis, ototnya rusak. Bahkan bisa menyebabkan penyakit ginjal dan Lupus memburuk,"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
- Siapkan Surat-Surat! Polres Bantul Gelar Operasi Patuh Progo 14-27 Juli 2025
- Embarkasi Haji DIY di Kulonprogo Ditarget Beroperasi Tahun Depan
- Tiga Koperasi Desa Merah Putih di Sleman Sebagai Percontoan Nasional Siap Diluncurkan
Advertisement
Advertisement