Advertisement

Negara Ini Punya Tradisi Kontroversial, Ada Festival Pertempuran Burung Kondor dan Banteng

Lajeng Padmaratri
Minggu, 19 Februari 2023 - 08:17 WIB
Lajeng Padmaratri
Negara Ini Punya Tradisi Kontroversial, Ada Festival Pertempuran Burung Kondor dan Banteng Ilustrasi burung kondor dan banteng. / Unsplash

Advertisement

Harianjogja.com, CUSCO—Desa kecil Coyllurqui di Peru terkenal dengan "Festival Darah" yang kontroversial. Pasalnya, di sana ada pertempuran yang melibatkan burung kondor dan banteng.

Festival Darah Peru yang dikenal sebagai Yawar Fiesta adalah acara besar di Coyllurqui, desa pegunungan kecil yang berjarak sembilan jam perjalanan bus dari Kota Cusco di Peru. Ini adalah satu-satunya tempat di negara Amerika Selatan di mana wisatawan dapat merasakan lagi pertarungan tradisional burung vs banteng.

Advertisement

Secara resmi dikenal sebagai 'Turupucllay' (Game of the Bull), dulu diadakan di kota-kota seperti Cusco berabad-abad yang lalu. Akan tetapi, aktivis hak-hak binatang berhasil melarangnya di Peru beberapa tahun yang lalu.

Walau demikian, di pemukiman pedesaan terpencil seperti Coyllurqui, menegakkan hukum bisa sangat rumit, terutama jika bertentangan dengan kepentingan ekonomi penduduk setempat.

Jadi setiap tahun, di pertengahan musim panas, Desa Coyllurqui menyelenggarakan Yawar Fiesta yang terkenal dan pertarungan kondor vs banteng yang kontroversial. Burung kondor andes asal Amerika Selatan itu begitu besar, dengan bentang sayap hingga 3,2 meter, lalu dicekoki alkohol dan kemudian dibawa ke arena besar yang dipenuhi tanah dan kemudian diikat ke punggung banteng hitam besar. Kaki mereka tidak bisa bergerak, jadi mereka tidak bisa melompat atau terbang.

Ketika banteng dilepaskan ke arena untuk sorak-sorai ribuan penonton, kondor yang panik duduk di punggungnya mulai mematuk kulit, telinga, atau bahkan matanya, untuk membela diri. Jika banteng tidak berusaha membuang burung itu, matador berjubah merah dikirim untuk membuatnya tetap aktif. Ini adalah olahraga darah yang sering membuat kedua hewan itu terluka, bahkan cacat. 

Bagi banyak orang, pertarungan tersebut mewakili pertempuran antara penduduk asli Inca dan penjajah Spanyol. Jika ada kondor yang terbunuh atau terluka selama pertarungan, yang biasanya berlangsung sekitar 30 menit, itu dianggap pertanda buruk tahun ini.

Pelestari hewan telah mencoba melarang pertarungan burung vs banteng di Coyllurqui selama bertahun-tahun, tetapi dengan komitmen penduduk setempat untuk melestarikan tradisi mereka, upaya mereka sejauh ini terbukti sia-sia.

“Jika orang datang, itu untuk melihat kondor. Jika tidak ada kondor, tidak ada pesta,” kata walikota Coyllurqui, Carlos Bocange dalam sebuah wawancara dikutip Oddity Central.

Mantan walikota Walter Bocangel Gamarra juga membenarkan jika konservasi itu penting. Namun, ia tidak bisa mengelak jika festival itu sangat diminati warga.

“Saya pikir itu sangat penting, perlindungan burung kondor. Tapi di sini kami memiliki kebiasaan ini, tradisi ini. Jika tidak ada kondor, tidak ada festival," kata dia.

Jadi meskipun kedua pejabat itu setuju bahwa konservasi burung condor itu penting, peningkatan ekonomi yang dibawa oleh Yawar Fiesta ke Coyllurqui bahkan lebih penting lagi. Ditambah lagi, simbolisme pertempuran aneh antara kondor, burung nasional Peru, dan banteng, lambang nasional tidak resmi Spanyol, juga merupakan elemen utama dari Yawar Fiesta.

“Ketika [orang-orang] meletakkan kondor di atas banteng, itu adalah cara untuk mengatakan bahwa [suku] Inca telah kembali. Bagi mereka, penting untuk memiliki perasaan itu, setidaknya setahun sekali mereka bisa berharap," kata jurnalis foto Cecilia Larrabure.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Oddity Central

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Penggelembungan Harga APD Covid-19

News
| Sabtu, 20 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement