Advertisement
Tips untuk Kaki Pecah-pecah, Hindari Air Panas!

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kaki pecah-pecah membuat kita kurang percaya diri. Terutama saat menggunakan sepatu atau sandal model terbuka, alas kaki model ini akan membuat tumit kaki kita terekspos dengan leluasa.
Kondisi ini sering dialami para perempuan karena akan mengganggu penampilan.
Tumit yang pecah-pecah disebabkan oleh banyak faktor. Dilansir dari berbagai sumber, terlalu lama dan sering berdiri adalah salah satu penyebabnya. Begitu juga dengan terlalu sering berjalan tanpa alas kaki, juga akan membuat tumit pecah-pecah.
Tidak hanya itu, ukuran sepatu yang tidak pas, menghabiskan waktu terlalu lama saat mandi hingga memakai sabun yang mengandung bahan dengan sifat mengiritasi kulit juga membuat tumit retak-retak.
Baca juga: Penderita Hipertensi Wajib Setop Konsumsi Garam
Kondisi ini membuat tumit menjadi kasar. Untuk itu ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini:
1. Perbanyak minum air putih
Air putih tidak hanya melegakan dahaga tetapi juga membantu agar kulit tubuh tidak kering, termasuk di daerah tumit. Untuk itu minumlah minimal delapan gelas atau dua liter air putih setiap hari.
2. Pakai Petroleum Jelly
Petroleum jelly membantu mengembalikan kelembapan pada kulit telapak kaki. Namun manfaatnya tidak langsung terasa karena proses penyerapan produk ini butuh waktu lama.
3. Hindari Berendam Air Panas
Mandi dengan air panas bisa memicu kulit menjadi lebih kering dan rusak, sehingga mudah mengalami pecah-pecah. Jika kulit kaki rentan mengalami kondisi ini, mandi air panas justru akan membuat kaki pecah-pecah semakin parah.
4. Pilih Sabun Mandi yang Lembut
Menggunakan sabun dengan bahan kimia yang terlalu keras justru akan mengiritasi kulit yang sudah dalam kondisi kering. Untuk itu perlu sabun yang mengandung bahan yang halus.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tetap Waspada! Ini 5 Aturan Baru soal Prokes pada Masa Transisi Endemi Covid-19
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement