Advertisement

Dokter Ingatkan Benjolan di Leher Bisa Jadi Gejala Limfoma

Newswire
Rabu, 17 Desember 2025 - 20:07 WIB
Maya Herawati
Dokter Ingatkan Benjolan di Leher Bisa Jadi Gejala Limfoma Ilustrasi seseorang flu / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Dokter mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan benjolan di leher yang menetap karena dapat mengindikasikan limfoma atau kanker kelenjar getah bening.

Saat sakit flu, kelenjar getah bening yang salah satunya berada di leher dapat menyebabkan pembengkakan. Kondisi ini terjadi karena kelenjar getah bening berperan sebagai bagian dari sistem imun yang bekerja melawan infeksi virus.

Advertisement

Namun, pembengkakan yang terjadi biasanya disertai rasa nyeri, hanya satu benjolan, dan akan mengecil serta hilang dengan sendirinya setelah infeksi membaik atau flu dinyatakan sembuh. Sedangkan, pada kondisi tertentu, benjolan tersebut bisa menjadi tanda limfoma, yaitu penyakit keganasan pada kelenjar getah bening.

Limfoma adalah jenis kanker darah yang terjadi Ketika sel darah putih (limfosit) tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor dalam sistem limfatik, yang mencakup kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, dan timus.

Tanda Umum

Benjolan akibat limfoma memiliki sifat progresif, yakni terus membesar dari waktu ke waktu.

Menurut dr. Ryan Ardian Saputra, seorang dokter penyakit dalam yang berpraktik di RS EMC Alam Sutra, benjolan tersebut umumnya tidak menimbulkan nyeri, tidak kunjung hilang, dan bisa muncul di beberapa lokasi sekaligus, seperti leher, ketiak, atau lipat paha. Bahkan, benjolan bisa terasa bergumpal dan berjumlah lebih dari satu.

“Sebetulnya limfoma itu kanker darah dengan manifestasi pada kelenjar getah bening. Jadi walaupun kelihatannya sebagai tumor padat, namun originnya berasal dari darah. Dia menyerang sel darah putih,” kata dokter dengan subspesialis hematologi, onkologi medik tersebut.

Secara epidemiologi, limfoma masuk ke dalam 10 besar kanker yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia, yang angka kejadiannya cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

“Cukup banyak kejadiannya, walaupun tidak sebanyak kanker payudara. Selain genetik, faktor penyebab utamanya adalah karena sering kali terpapar zat-zat karsinogenik,” ujar dokter yang juga berpraktik di RS Qadr tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Korban Bencana Aceh Dapat 1.000 Rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi

Korban Bencana Aceh Dapat 1.000 Rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi

News
| Rabu, 17 Desember 2025, 20:37 WIB

Advertisement

9 Destinasi Wisata Songkhla yang Populer di Thailand Selatan

9 Destinasi Wisata Songkhla yang Populer di Thailand Selatan

Wisata
| Rabu, 17 Desember 2025, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement