Advertisement
Rasa Kantuk Lebih Sering Melanda Saat Musim Hujan, Ini Penjelasannya..

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Di saat musim hujan seperti sekarang ini manusia cenderung lebih mudah mengantuk. Ternyata hal ini ada penjelasan ilmiahnya.
Direktur Behavioral Sleep Medicine di Klinik Cleveland, Amerika Serikat, Michelle Drerup mengatakan bahwa sinar matahari yang datang saat hujan adalah faktor utama untuk meningkatkan kantuk.
“Saat kita terkena sinar matahari, kelenjar pineal kita melepaskan lebih sedikit melatonin, dan kita merasa lebih terjaga,” papar Drerup dikutip dari Solopos.com, Jumat (4/11/2022).
“Jadi pada hari hujan dan berawan di mana kita tidak bisa berjemur di bawah sinar matahari, kita cenderung merasa lelah.
Sinar matahari juga meningkatkan serotonin, terang Drerup, yang berarti bahwa kebiruan di hari hujan juga disebabkan oleh keseimbangan cairan otak dalam tubuh kita, karena kita memproduksi lebih sedikit serotonin pada hari-hari tanpa matahari.
Penyebab lain yang membuat kita merasa mengantuk saat hujan adalah kelembapan, kata Drerup. Pada hari-hari ketika hujan membuat udara terasa “berat dan lengket”. Akibatnya, tubuh harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan homeostasis.
Hemeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal.
“Kelembaoan dapat melelahkan secara fisik karena mekanisme yang digunakan tubuh untuk menjaga dirinya tetap dingin,” kata Drerup.
Selain itu, kurangnya aktivitas tubuh juga menjadi kontribusi besar rasa mengantuk pada hari-hari hujan. Itu akan membuat kita lelah hanya karena kita di dalam, kita kedinginan, dan bahkan membuat kita ketiduran.
Melansir Action News 5, berkurangnya kandungan oksigen di udara saat hujan juga bisa jadi penyebab rasa kantuk saat hujan. Oksigen dapat merangsang otak dan membuat kita merasa segar kembali.
Saat hujan, ada lebih banyak uap air di udara, itu menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah dan penurunan kandungan oksigen yang relatif. Dalam situasi seperti itu, otak mulai mengendur dan orang akan merasa mengantuk.
Namun, karena oksigen di udara lebih sedikit, Anda mungkin masih merasa lemas dan mengantuk saat bangun tidur; dan mungkin perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk bangun dari tempat tidur.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
- 2 Penganiaya Santri Pondok Gontor hingga Meninggal Divonis 8 dan 4 Tahun Bui
- Seusai Tantang Duel Kombes Hengki, Hercules Ngaku Khilaf dan Minta Maaf
- Gempa Magnitudo 6,1 Guncang Pacitan Tengah Malam, Warganet: Wonogiri Digoyang
- Gempa Magnitudo 6 Guncang Pacitan, Getaran Terasa dari Madiun hingga Solo
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Restoran Jepang Sajikan Mi yang Lebarnya Mencapai 12 Sentimeter, Begini Cara Memakannya
Advertisement
Berita Populer
- Petani Milenial Targetkan Panen 4 Ton Cabai di Lahan Tanah Kas Desa
- Calon Penumpang Pesawat Bisa Naik Damri ke YIA, Ini Jadwalnya
- Berhari-hari Terlibat Kerusuhan, Viral PSHT Diingatkan pada 7 Janjinya
- YIA Xpress Kereta Cepat ke YIA, Simak Jadwal dan Harga Tiketnya
- Jangan Nyasar! Ini Rute dan Tiket Bus Trans Jogja
Advertisement
Advertisement