Advertisement
Lakukan Ini jika Anak Remaja Anda Alami Stres!

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Lebih dari 90% anak usia 18 hingga 21 tahun saat ini mengalami setidaknya satu gejala fisik atau emosi akibat stres. Data tersebut berdasarkan survei American Psychological Association.
Selain gejala fisik yang dialami anak Anda, gejala stres umum lainnya termasuk perasaan tertekan atau sedih, menunjukkan kurangnya minat di sekolah atau kehidupan sehari-hari, kurang motivasi atau energi, dan merasa gugup atau cemas.
Advertisement
Penyebab stres pada remaja bukan hanya yang terjadi di rumah atau di sekolah. Tetapi juga efek dari media sosial atau pemberitaan di dunia.
Stres di usia remaja harus segera ditanggulangi, agar tidak berlanjut dan kian parah seiring usianya bertambah. Berikut beberapa kiat menangani remaja yang tengah dilanda stres :
1. Dengarkan saja
Minta mereka untuk menggambarkan keadaan sulit yang membuat mereka stres. Mungkin persahabatan yang bermasalah, mungkin lingkungan pertemanan yang mengganggu.
Pada tahap ini, akui bahwa kesulitan mereka serius, meskipun jika mereka agak dramatis atau berlebihan atau tidak rasional. Kuncinya adalah tidak menyangkal apa yang mereka alami dan bagaimana perasaan mereka. Sebagai tanggapan, tunjukkan rasa ingin tahu yang tenang tentang pengalaman mereka. Tujuannya bukan untuk menghilangkan rasa sakit mereka. Tujuannya agar mereka merasa dilihat dan didengar oleh Anda.
2. Dorong mereka untuk mendiagnosis stres
Kedua, bantu mereka mengidentifikasi perasaan mereka sebagai respons terhadap stresor. Bantu mereka mengetahui apa yang membuat mereka stres dan cemas sehingga mereka bisa sadar dan menghindari penyebabnya.
Selain mencari sumber stres, dapat bermanfaat bagi remaja untuk mengklasifikasikan jenis stres tertentu yang mereka alami: Apakah itu terkait dengan peristiwa kehidupan negatif? Apakah ini merupakan hasil dari kesulitan sehari-hari kumulatif yang berada di luar kendali remaja?
Stres kehidupan atau peristiwa adalah hal-hal seperti kematian orang yang dicintai, atau pindah sekolah, atau berurusan dengan perceraian orang tua Anda. Semakin banyak perubahan dalam kehidupan yang menuntut seorang remaja, semakin stres itu akan cenderung menghantam.
3. Memberikan pemahaman jika stres itu sehat
Ini dapat membantu remaja untuk mengajarkan mereka perbedaan antara stres dan kecemasan. Stres, adalah ketegangan atau ketegangan yang kita rasakan ketika kita didorong keluar dari zona nyaman kita. Stres itu sehat dan bermanfaat ketika itu menciptakan ketegangan dan ketegangan yang cukup untuk mendorong pertumbuhan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kita belajar dan tumbuh ketika kita berada di luar zona nyaman kita ketika kita menghadapi tantangan baru. Stres dapat bertindak seperti vaksin untuk stres di masa mendatang (peneliti menyebut ini "inokulasi stres."). Orang yang mampu mengatasi keadaan stres sering kali melanjutkan untuk menunjukkan ketahanan di atas rata-rata.
Kecemasan, di sisi lain, adalah ketakutan dan ketakutan dan kepanikan yang dapat muncul untuk kita di hadapan pemicu stres (atau bahkan hanya sekadar pemikir tentang pemicu stres).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : psycology today/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

IDAI Dorong Layanan Kesehatan Analisis Data Infeksi Pneumonia untuk Pencegahan & Penanggulangan Dini
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Damri ke Bandara YIA Kulonprogo
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 2 Desember 2023
- 13,3 Hektare Lahan Terdampak Tol Jogja-Solo Seksi 2 Belum Dibebaskan, Ini Datanya
- 7 Agenda Wisata di Jogja Sepanjang Desember 2023
- Kader Muhammadiyah Didorong Berwirausaha dengan Konsep Ekonomi Berbasis Nilai Sosial
Advertisement
Advertisement