Advertisement
Laila Ayu Hadirkan Songket dalam Lady in Red

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Desainer Laila Ayu dalam brand Lavi by Laila Ayu menonjolkan keindahan kain khas Nusantara songket. Dalam karya busana bertajuk Lady in Red, Laila menghadirkan konsep busana evening party.
Seperti namanya, Lady in Red dihadirkan dalam paduan warna merah dan hitam yang membuat busana terlihat mewah. Dalam koleksinya kali ini, Laila Ayu tetap konsisten pada visi misinya yaitu mengangkat kain khas Nusantara dari seluruh daerah. Setelah banyak berkreasi dengan kain tenun dan lurik, Laila kini menggunakan kain songket.
Advertisement
Laila tak ingin hanya menggunakan satu motif songket, maka dia menggunakan kain songket dari Lombok, Sumatra dan Sulawesi. Dalam beraneka jenis kain songket tersebut, Laila memilih mengombinasikan motif kain tenun lombok dengan rancangan bernuansa mandarin.
"Saya menggabungkan konsep dari dua negara dengan ciri khas berbeda dituangkan dalam satu fashion design, saya rasa itu fashionable," kata Laila.
Menggabungkan rancangan bernuansa mandarin dengan kain khas Indonesia, Laila sekaligus ingin menggambarkan bahwa Indonesia berhubungan baik dengan negara mana pun termasuk China. Namun koleksi dalam tajuk Lady in Red tak semuanya bernuansa mandarin. Laila memadukan kain songket tersebut dengan kain brokat dan satin.
Semua busana dalam koleksi Lady in Red merupakan dress dengan potongan melebar di bagian bawah. Lavi memadukan kain songket pada bagian atas dan kain satin pada bagian bawah busana. Kain berbahan brokat ditambahkan pada bagian atas busana atau bagian bawah busana.
"Semua busana adalah dress. Bisa ready to wear [siap pakai], tetapi lebih condong ke evening party dress ya. Lebih cocok digunakan malam hari, karena kain satin yang silky," kata Laila belum lama ini.
Saat ini Laila tengah menghimpun donasi untuk Gempa Lombok. Hubungan Laila yang terjalin erat dengan para perajin tenun di Lombok membuatnya mudah mendapatkan kain tenun yang selama ini digunakan untuk rancangannya.
Laila menjual kain tenun Lombok di gerai kopi miliknya, Fullmoon. Satu kain tenun dibanderol ratusan ribu rupiah.
"Bisa langsung dijahitkan di saya. Beberapa sudah ada yang pesan kain ini, pesan rancangan juga, nantinya saya akan menyumbangkan hasilnya 100 persen untuk korban gempa lombok," kata Laila.
Laila memang sering menggunakan kain tenun dan songket dalam merancang busana. Baru-baru ini, Laila mencoba merancang busana dengan kain batik dipadu dengan kain lurik.
Berbeda dari rancangan sebelumnya yang mayoritas merupakan busana pesta, busana batik rancangannya berkonsep ready to wear atau siap pakai. Motif batik yang dipilihnya pun merupakan rancangannya sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Perhatian! Ada Pemadaman Listrik Siang Ini di Gunungkidul hingga Pukul 16.00 WIB
- Hari Kebangkitan Nasional ke-117, DIY Berkembang Bersama Pemuda dan Dunia Digital
- Pemkab Bantul Siapkan Enam Gapura Ikonik Penanda Batas Wilayah
- Jadi Solusi Food Waste hingga Bantu Kelompok Rentan, Pemkot Jogja Luncurkan Foodbank Lumbung Mataraman
- Kasus Leptospirosis Diklaim Menurun, Dinkes Gunungkidul Pastikan Belum Ada Kasus Kematian di Tahun Ini
Advertisement