Advertisement
Kombinasi Dua Budaya dalam Wastra

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ragam kebudayaan Tanah Air memang tidak ada habisnya untuk dikreasikan kembali menjadi suatu karya baru, yang memiliki nilai seni tersendiri. Salah satu warisan Nusantara adalah batik. Meski sudah begitu populer, namun tidak pernah lekang untuk diolah menjadi suatu karya seni yang disesain dengan nafas dan tampilan yang baru.
Tak hanya mengikuti arus tren mode saat ini itulah yang ingin disampaikan oleh perancang busana Novita Yunus. Bertajuk Against the Tide, dia terinspirasi dari pemikiran yang out of the box yang diterjemahkan dalam label NY Novita Yunus.
Advertisement
Label busana yang yang berfokus pada kualitas wastra nusantara Indonesia tersebut, kali ini ingin menampilkan bagaimana dapat melampaui apa yang orang-orang katakan sebagai hanya batik dan tenun.
Novita mengatakan dalam koleksi kali ini, dia menggabungkan dua teknik yang berbeda, yakni batik dan shibori. Dia ingin menunjukkan bagaimana kedua teknik dapat digabungkan dan membuat hasil yang mengejutkan. Proses normalnya, kain batik biasanya diwarnai dengan teknik shibori. Tetapi, yang berbeda kali ini untuk koleksinya Novita melakukan yang sebaliknya.
Sementara proses normal adalah batik pertama kemudian mewarnai teknik Shibori, kali ini sebaliknya. Dia menuturkan bahwa teknik Shibori menjadi salah satu teknik pembuatan busana terkuno di Jepang. Untuk pertama, ia memasukkan warna dasar kain menggunakan teknik Shibori. Aksen dan motif dari shibori ini dipertebal dengan malam yang menjadi bagian dari pembuatan batik.
“Teknik shibori akan dilakukan terlebih dahulu, maka itu akan menjadi warna latar belakang. Setelah didiamkan lengkap dengan shibori, teknik pencelupan lilin [batik] akan diletakkan di atasnya,” jelas Novita.
Dia menjelaskan batik dan shibori tersebut diaplikasikan di atas material linen, sutera, catton, dan rayon. Selain itu, dia juga menyelipkan beberapa kain tenun sutra Garut untuk memberikam tekstur dan kedalaman.
Founder dan Creative Director Batik Chic itu ingin menunjukan bagaimana cara kerja akulturasi Indonesia dan Jepang. Novita Yunus menilai dua negara memiliki kesamaan soal seni dan keahlian. “Hal ini pula yang melatarbelakangi untuk menggabungkan unsur Indonesia dan Jepang”.
Semua ide tersebut dituangkan Novita ke dalam siluet mantel panjang, rompi panjang, jaket dikombinasikan dengan signature khas Novita Yunus dalam gaya mengalir dari kaftan dan kemeja, gaun, palazzo dan beberapa celana pensil. Disebutkan pula, koleksi ini juga sebelumnya telah terlebih dahulu dipamerkan dalam gelaran Amazon Fashion Week Tokyo Autumn/Winter 2018 pada Maret lalu.
Sementara itu, palet warna yang digunakan tidak hanya warna ungu, tetapi juga campuran biru, mustard, dan peach. Menurutnya dengan warna tersebut, dia dapat menunjukan beberapa gradasi warna yang cukup jelas pada hasil akhir dari koleksi busananya.
Melengkapi penampilan akhir, akan ada aksesoris seperti fringed clutch, fringed sling bag, magazine bag yang terbuat dari Batik and Shibori dikombinasikan dengan suede dan kulit yang telah dirajut dengan motif burung unta, kadal, phyton, cobra. Tak hanya itu, tampilan semakin mempesona dilengkapi dengan sepatu yang didesain dengan kombinasi kulit, batik, dan shibori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hunian Pekerja Konstruksi di IKN Terbakar, Begini Kronologinya
Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja 1 Oktober 2025 dari Stasiun Palur
- 1 Oktober 2025, Ini Jadwal KA Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress
- Jadwal KRL Jogja Solo Berangkat dari Stasiun Tugu, 1 Oktober 2025
- Satpol PP Bantul Amankan 43.160 Batang Rokok Ilegal
- Prakiraan Cuaca, 1 Oktober 2025, Jogja dan Sekitarnya Hujan
Advertisement
Advertisement