Advertisement

Waspadai Bahaya Hidden Hunger pada Anak

Newswire
Selasa, 30 September 2025 - 11:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Waspadai Bahaya Hidden Hunger pada Anak Foto ilustrasi makanan pendamping asi (MPASI) - Foto dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA– Orang tua seringkali tidak menyadari anak Indonesia usia 6 bulan sampai 12 tahun belum mendapatkan asupan cukup vitamin dan mineral esensial yang disebut "kelaparan tersembunyi” (hidden hunger), meskipun mereka tampak sehat secara fisik.

Pakar kesehatan anak dan CEO Tentang Anak dr. Mesty Ariotedjo mengatakan hidden hunger atau kelaparan tersembunyi pada anak itu terjadi karena orang tua sering tidak menyadari bahwa anaknya kekurangan nutrisi penting.

Advertisement

BACA JUGA: Kemenkes: 36 Persen Masyarakat dari CKG Mengalami Obesitas

"Anak mungkin terlihat sehat, namun kekurangan mikronutrien dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif, penurunan sistem imun, hingga masalah kesehatan jangka panjang,” jelasnya, Selasa (30/9/2025).

Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Gizi Anak 2025 menunjukkan defisiensi signifikan pada beberapa mikronutrien krusial seperti vitamin A, D, C, B1, serta zinc pada anak-anak Indonesia.

Menurut data Kementerian Kesehatan, pola makan tidak seimbang, konsumsi makanan olahan tinggi kalori namun rendah nutrisi, serta gaya hidup serba cepat menjadi faktor utama di balik fenomena ini.

Selain itu, pakar kesehatan juga menyebut dari survei kepada 5.000 keluarga hanya 23 persen anak yang mengonsumsi sayur dan buah sesuai rekomendasi WHO.

Untuk meningkatkan kesadaran orang tua terhadap kesehatan dan kebutuhan gizi anak, para pakar dari Expert Boost by Tentang Anak merancang suplemen khusus yang mengandung 15 vitamin dan mineral esensial yang dibutuhkan anak Indonesia dalam bentuk gummy.

"Dengan mengembangkan gummy 15 vitamin dan mineral, kami ingin bantu orang tua untuk tetap tenang memenuhi kebutuhan gizi anak dengan cara yang mudah, aman, dan tetap menyenangkan, di satu sisi tetap sambil mencari tahu dan menangani penyebabnya, seperti kebiasaan makan yang buruk atau ada penyakit mendasar (alergi, GERD, ISK, atau lainnya)," jelas dr Mesty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

87 Persen Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual

87 Persen Tiket MotoGP Mandalika 2025 Terjual

News
| Selasa, 30 September 2025, 13:37 WIB

Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Wisata
| Selasa, 23 September 2025, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement