Advertisement
Tiga Rahasia Sirsak Terkuak, Salah Satunya Mengobati Kanker

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL – Warga Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan diajak untuk membudidayakan tanaman sirsak. Hal ini disampaikan oleh Penyuluh Pertanian Desa Tamantirto Dian Palupi saat menjadi pembiacara dalam bedah buku Tiga Rahasia Sirsak Terkuak di Balai Desa Tamantirto, Senin (23/4/2018).
Menurut dia, tanaman sirsak memiliki banyak manfaat. Hasil penelitian menyatakan jika daun sirsak dapat menjadi obat penyakit kanker. Sedang untuk buahnya dapat dijadikan olahan makanan seperti dodol hingga olahan jus. “Saya mengajak untuk membudidayakan tanaman ini karena banyak manfaat,” kata Dian kepada Harianjogja.com, Senin.
Advertisement
Menurut dia, banyak manfaat didapatkan dengan menanam pohon sirsak, baik dari sisi medis maupun untuk menambah penghasilan. Sedang untuk penanaman, bibit sirsak mudah dikembangkan karena cara perawatan yang mudah pula. “Harapan kami dari bedah buku ini bisa menambah pengetahuan peserta sehingga bisa ikut membudidayakan buah sirsak,” ungkapnya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh penulis buku Tiga Rahasia Sirsak Terkuak, Budi Santoso. Menurut dia, nama sirsak berasal dari Bahasa Belanda yang berarti kantong asam. Dari sisi kesehatan, buah sirsak mengandung banyak vitamin C yang dapat berfungsi untuk memperkuat daya tahan tubuh dan tulang hingga mengobati penyakit ambein. Tak hanya itu, daun dari tanaman sirsak juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker.
“Caranya mudah, cukup dengan merebus 20 lembar daun sirsak dengan air lima gelas, terus diminum maka sel-sel kanker dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker,” katanya.
Budi menjelaskan, untuk budidaya sirsak tidak sulit karena dapat ditanam dengan cara konvensional atau dengan menggunakan pot. Kedua cara ini memiliki keunggulan sendiri-sendiri, namun dalam praktiknya diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. “Yang jelas budidaya sirsak sangat mudah. Asal rutin dipelihara dengan baik maka buahnya bisa berproduksi dengan maksimal,” ungkapnya.
Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Pemberdayaan, Badan Perpusatakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY Dewi Ambarwati mengatakan, bedah buku yang dilaksanakan di Balai Desa Tamantirto merupakan kegiatan rutin yang dimiliki BPAD DIY.
Menurut dia, sejak awal ini sudah terselenggara sebanyak 13 kali di beberapa wilayah seperti Gunungkidul, Bantul dan Sleman. “Total tahun ini ada 48 kali bedah buku. Setalah Bantul, nanti bedah buku akan dilaksanakan di Kota Jogja dan Kulonprogo,” kata Dewi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Pelajar di Kulonprogo Dilatih Jadi Konten Kreator
- Pelaku Mafia Tanah Mbah Tupon dan Bryan Bantul Ternyata Bayar BPHTB ke Pemkab, Ini Cara Hitung Besaran BPHTB
- Kisah Pelatih Sajuri Syahid: Pernah Gadaikan SK PNS Demi Persiba Bantul, Kini Fokus Mengajar di SMAN 1 Sewon
- Gelar FGD, Pemkab Gunungkidul Pastikan Implementasi JKN Semakin Baik
- Jelang Kurban, Ternak di Gunungkidul Wajib Kantongi Surat Kesehatan Hewan
Advertisement