Advertisement
Gereja di Surabaya Dirikan Pohon Natal dari Sampah Plastik 12 Meter
Potret pohon Natal setinggi 12 meter berbahan dasar ratusan galon dan botol plastik bekas yang menjulang tinggi di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, Jalan Kepanjen, Kecamatan Krembangan, Surabaya. Bisnis.com - Julianus Palermo
Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA—Perayaan Natal 2025 di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, Krembangan, Surabaya, diwujudkan melalui pohon Natal setinggi 12 meter yang terbuat dari ratusan galon dan botol plastik bekas sebagai simbol ajaran Paus Fransiskus tentang kepedulian lingkungan dan kesederhanaan iman.
Pohon Natal unik dengan tampilan transparan tersebut berdiri menjulang di halaman gereja dan menarik perhatian umat serta warga sekitar yang melintas. Di bagian bawahnya tersusun kotak-kotak kado beragam warna, sementara di sisi-sisinya ditempelkan kertas doa dan harapan yang ditulis umat dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga orang dewasa.
Advertisement
Pengurus Sekretariat Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, Veronica Diy, menjelaskan bahwa pohon Natal berdiameter sekitar tiga meter itu awalnya direncanakan lebih tinggi.
“Proses pembuatannya dimulai sejak sepekan lalu dengan menggunakan lebih dari 100 galon serta ratusan botol plastik berbagai ukuran,” ujar Veronica, Rabu (24/12/2025).
BACA JUGA
Pada malam hari, kemegahan pohon Natal semakin tampak berkat hiasan lampu berwarna biru yang membuatnya bercahaya dan menambah kesan elegan.
Di balik kemegahannya, Veronica menegaskan bahwa pohon Natal tersebut membawa misi kepedulian lingkungan yang terinspirasi dari ajaran Paus Fransiskus melalui ensiklik Laudato Si’ tentang tanggung jawab manusia dalam merawat bumi.
“Setelah perayaan Natal selesai, galon dan botol plastik ini akan kami sumbangkan kepada pemulung agar lebih bermanfaat dan tidak kembali menjadi sampah,” ungkapnya.
Gagasan tersebut bermula dari obrolan santai panitia Natal yang kemudian mendapat dukungan penuh dari rohaniwan paroki untuk mulai mengumpulkan botol plastik bekas dari lingkungan sekitar.
Selain sebagai simbol kepedulian lingkungan, pohon Natal ini juga menjadi ruang partisipasi umat untuk menuliskan doa dan harapan yang ditempelkan dari bagian bawah hingga atas sesuai jangkauan masing-masing.
“Natal bukan tentang hura-hura atau pesta pora, tetapi tentang kesederhanaan dan makna,” tegas Veronica.
Ia berharap penggunaan sampah plastik sebagai bahan utama pohon Natal dapat mengajak umat Kristiani untuk menghayati perayaan Natal secara sederhana namun bermakna, sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif terhadap pelestarian lingkungan.
“Kami ingin umat benar-benar memaknai Natal dalam kesahajaan yang membawa manfaat bagi sesama dan alam,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mendagri Imbau Perayaan Natal dan Tahun Baru Digelar Sederhana
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



