Advertisement
Terapis Beberkan Cara Jaga Emosi Anak di Dunia Digital
Foto ilustrasi anak/anak Indonesia dibuat menggunakan Artificial Intelligence ChatGPT.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dalam dunia digital penuh perbandingan, terapis keluarga asal India, Saakshi Singla mengajak orang tua memilih koneksi nyata daripada pencitraan untuk membesarkan anak tangguh secara emosional.
Saakshi Singla yang juga konselor dan terapis anak dan keluarga, menyebut pengasuhan bersama (co-parenting) yang sadar sebagai kunci untuk membentuk ketahanan emosional anak. “Anak belajar cinta yang otentik dari cara orang tuanya saling memperlakukan, bukan dari apa yang mereka lihat di layar,” ujarnya dalam wawancara dengan HT Lifestyle.
Advertisement
Di tengah kesibukan orang tua modern, rapat daring, grup WhatsApp sekolah, hingga tekanan untuk menjadi “sempurna”, layar justru menjadi guru diam yang membentuk dunia emosional anak-anak. Mereka belajar cinta, kejujuran, dan empati dari apa yang tampak, bukan dari apa yang dirasakan.
Berikut tiga prinsip yang dibagikan Singla agar orang tua dapat membesarkan anak-anak yang kuat secara emosional di tengah derasnya arus digital, seperti dikutip dari The Times of India, Senin (10/11/2025):
BACA JUGA
Ajarkan Keaslian Emosi, Bukan Penampilan
Banyak orang tua sibuk mengatur waktu layar anak, tapi lupa mengatur perilaku digital mereka sendiri. Anak-anak cepat menangkap ketidaktulusan. Ketika orang tua berpura-pura bahagia di dunia maya namun berjarak di dunia nyata, mereka belajar bahwa emosi harus “dikelola untuk ditampilkan”.
Pengasuhan bersama yang sadar menuntut kejujuran dan koneksi nyata—memilih hadir daripada sekadar memoles.
Tunjukkan Komunikasi yang Sehat
Anak-anak belajar tentang cinta dan konflik dari cara orang tua berinteraksi. Ketika mereka melihat ayah dan ibu berbicara dengan hormat dan terbuka, mereka belajar bahwa cinta bukan drama, melainkan keandalan.
Sebaliknya, konflik yang diumbar lewat unggahan atau sindiran di media sosial mengajarkan bahwa emosi adalah pertunjukan. Anak yang tumbuh dengan komunikasi sehat akan lebih percaya diri mengekspresikan perasaan mereka tanpa takut dihakimi.
Tampilkan Kehangatan Rumah yang Nyata
Anak-anak kini belajar tentang keluarga dari dua tempat: rumah dan layar. Orang tua bisa menyeimbangkannya dengan memperlihatkan kehidupan nyata yang hangat—bukan hanya sempurna.
Momen sederhana seperti ayah memasak makan malam atau ibu membaca cerita sebelum tidur menjadi pelajaran emosional yang jauh lebih kuat daripada konten yang dikurasi.
Ketika orang tua memilih keaslian dibanding pencitraan, empati dibanding perbandingan, dan grace dibanding gosip, mereka menanamkan pesan penting kepada anak: cinta tidak perlu ditampilkan agar terasa nyata.
Catatan Redaksi: Artikel ini bersifat informatif dan tidak menggantikan saran medis profesional. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan bila gejala emosional anak berlanjut atau memburuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : The Times of India
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul Siapkan Pelaksanaan Tes Kompetensi Akademik SD-SMP
- Rusunawa Graha Bina Harapan Bocor, Hasto Minta Segera Diperbaiki
- Pohon Tumbang Sempat Menutup Akses Jalan Nagung-Brosot Kulonprogo
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Hari Ini, Senin 10 November 2025
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, Senin 10 Nov 2025
Advertisement
Advertisement




