Advertisement

Nonton Tayangan di Gadget Terlalu Dini Bisa Memicu Autisme Virtual pada Anak

Newswire
Selasa, 15 April 2025 - 23:42 WIB
Maya Herawati
Nonton Tayangan di Gadget Terlalu Dini Bisa Memicu Autisme Virtual pada Anak Anak/anak menonton tayangan melalui gadget. / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Anak usia 1-3 tahun yang sering menggunakan gadget secara berlebihan bisa menyebabkan pola perilaku yang mirip autisme, namun, bukan autisme, yang disebut autisme virtual. Hal ini diungkapkan Dokter spesialis anak dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K), M.Med.

“Ini istilah betulan yang ada di literatur, pola perilakunya mirip autisme,” kata dokter spesialis anak lulusan FK UI ini dalam webinar yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

Advertisement

Autisme virtual menyebabkan anak mengalami gangguan kesulitan komunikasi sosial, perilaku repetitif dan perilaku yang tidak lazim. Meskipun intensitas gejala autisme virtual bisa sampai memenuhi kriteria diagnosis autisme, namun, ia berbeda dengan autisme.

Jika paparan gadget dikurangi, gejala bisa membaik secara cepat, seperti kontak mata saat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi wajah. Amanda menambahkan bahwa anak usia 1-3 tahun yang terpapar gadget bisa mengalami kekurangan pengalaman komunikasi dan pengalaman sosial yang sebenarnya.

BACA JUGA: Vitamin K Banyak Manfaatnya untuk Tubuh, Ini Jenis Makanannya

“Dia bisa menunjukkan perilaku autisme kalau misalnya dipanggil tidak merespon, kontak matanya kurang, ekspresi wajah kurang atau tidak sesuai. Itu karena kurang atau salah stimulasi,” ujar Amanda.

Jika anak dengan autisme virtual menunjukkan perubahan setelah mengurangi penggunaan gadget, kondisi yang berbeda terjadi pada anak dengan autisme. Dia memiliki preferensi terhadap sifat berulang yang ada pada permainan gadget sehingga bisa memuaskan kecenderungan keinginan melakukan hal yang berulang atau repetitif.

Meskipun penggunaan gadget sudah dikurangi, sifat autistik tersebut tetap ada.

“Perilaku autistik masih akan tetap ada walau gadget itu sebagai faktor lingkungan bukan sebagai modifier (pengubah). Bisa saja anak dengan autisme ini mungkin perilaku ada perbaikan sedikit, tapi, sifat autistik masih akan tetap ada,” kata Amanda.

Amanda juga mengatakan faktor genetik berperan penting sebagai penyebab autisme. Seseorang memiliki risiko sembilan kali lebih besar ketika dia memiliki saudara kandung yang mengalami gangguan spektrum autisme (GSA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sepeda Motor Ridwan Kamil yang Disita KPK Dipindah

News
| Sabtu, 19 April 2025, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Hidup dalam Dunia Kartun Ala Ibarbo Fun Town

Wisata
| Sabtu, 12 April 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement