Advertisement

Mengenal Food Noise dan Cara Mengatasi Agar Kita Tidak Tergoda

Newswire
Jum'at, 31 Januari 2025 - 21:17 WIB
Maya Herawati
Mengenal Food Noise dan Cara Mengatasi Agar Kita Tidak Tergoda Foto ilustrasi pedagang kaki lima makanan Indonesia. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Food noise atau kebisingan makanan menjadi tantangan berat dalam diet mengurangi berat badan

Dikutip dari berita Medical Daily yang siar pada Kamis (30/1/2025), istilah ini merujuk pada keasyikan terus-menerus dengan rasa lapar atau obrolan internal tentang makanan yang dapat menggagalkan tujuan diet dan rencana penurunan berat badan.

Advertisement

Ahli pengobatan keluarga dan obesitas, Dr. Jennah LaHood Siwak, melalui sebuah video yang diunggah ke Instagram menyatakan bahwa meski istilah itu relatif baru, konsep tersebut sudah lama menarik minat para peneliti.

Dimana penelitian meneliti bagaimana aktivitas otak meningkat ketika individu terpapar gambar makanan.

Food noise adalah mekanisme alami yang membuat otak kita menginginkan makanan berdasarkan apa yang kita lihat, cium, atau bahkan dengar. Misalnya, suara daging babi yang mendesis dapat memicu keinginan kuat pada orang-orang meskipun mereka sebenarnya tidak lapar.

Meskipun dorongan untuk makan ini dulunya membantu untuk bertahan hidup saat makanan sulit ditemukan, saat ini, dengan begitu banyak makanan lezat dan mudah didapat di sekitar kita, naluri ini dapat menyebabkan makan berlebihan dan obesitas.

BACA JUGA: Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Diprediksi Mundur, Ini Langkah Pemda DIY

"Suara makanan adalah pikiran yang tidak diinginkan yang terus-menerus atau berulang tentang makanan atau makan yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Itu adalah perenungan dan keasyikan obsesif terhadap makanan," katanya dalam video tersebut.

Dalam video terbaru lainnya di TikTok, Dr. Siwak membagikan kiat praktis untuk melawan suara makanan tanpa bergantung pada obat penurun berat badan.

"Satu hal yang dapat kita lakukan adalah mengubah isyarat makanan kita, jika memungkinkan, dengan mengubah lingkungan kita. Jadi, ini akan melibatkan mencari tahu apa pemicunya," ujar Siwak.

Misalnya, jika iklan TV membuat kita ingin makan, kita dapat menghindarinya. Jika memiliki makanan tertentu di rumah menyebabkan keinginan yang tak tertahankan, tidak menyimpan makanan tersebut di rumah dapat menjadi strategi yang membantu.

Faktor kunci lainnya adalah berfokus pada nutrisi dan makan dengan cara yang membuat kenyang, yang berarti memasukkan banyak protein dan serat dalam makanan kita.

Dokter Siwak memperingatkan bahwa mengabaikan rasa lapar fisik, menghindari kelompok makanan tertentu dari tubuh, atau mengikuti diet yang terlalu ketat justru dapat membuat suara makanan lebih keras pada sebagian orang.

"Merencanakan makanan dan camilan terlebih dahulu dapat membantu. Tidur yang cukup dan mengelola stres juga penting," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri UMKM Mengklaim Jumlah UMKM yang Hendak Ikut Jadi Mitra MBG Tembus 30 Ribu

News
| Jum'at, 31 Januari 2025, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement